Bagi praktisi kreatif, mempelajari masa lalu sangatlah penting. Tak heran kita belajar tentang sejarah seni rupa, sejarah ornamen, kisah seniman, pengaruh seni budaya, sampai koleksi di museum dan galeri.
Mengenal waktu, menjadi keunggulan luar biasa dari manusia dibanding mahluk hidup lainnya. Kok bisa begitu?
Ternyata, hewan itu tidak bisa mengenali waktu. Memori mereka hanya sebatas reaksi atas insting saja. Sementara manusia mulai mengenal pentingnya waktu atau masa, yaitu sejak jaman purbakala, saat mereka mengenal pengulangan siang dan malam, lalu pengulangan musim, hingga akhirnya manusia sanggup beradaptasi dengan kejamnya musim dengan cara mengenali pola waktu.
Manusia juga sadar jika segala hal yang penting dalam kehidupan mereka perlu “disimpan” agar tak hilang digerus waktu. Saat itu lah manusia menemukan tulisan. Tulisan dulu digunakan untuk “merekam kejadian” atau catatan, bukan untuk berkomunikasi. Lewat tulisan maka manusia sanggup mencatat pola alam yang berulang. Mulai dari pola harian, musim, masa, hingga pola perilaku yang kita kenal dengan catatan primbon, feng-shui, astrology, dst.
Sejarah dan artefak adalah hasil tangkapan waktu manusia jaman dulu. Lewat semua rekaman dan catatan waktu itu pula kini manusia mencoba menaklukan hakikat waktu lainnya yaitu “masa depan”.
Bagi praktisi kreatif, mempelajari masa lalu sangatlah penting. Tak heran kita belajar tentang sejarah seni rupa, sejarah ornamen, kisah seniman, pengaruh seni budaya, dan seterusnya sampai koleksi di museum dan galeri.
Semua ini penting bagi praktisi kreatif agar kita mendapatkan asupan bahan bakar segar untuk membayangkan ide, gagasan, atau pemikiran tentang masa depan. Ini lah yang kita kenal dengan daya imajinasi.
Waktu, masa, era.. atau apalah sebutannya, kini sudah tidak bisa kita abaikan untuk disadari dan dipahami. Ia lah pemberian atau berkah dari sang pencipta yang membedakan kita manusia dengan mahluk lainnya.
Manfaatkan waktu kita.. kenali masa lalu, matangkan hari ini, untuk persiapkan masa mendatang.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews