Akhir-akhir ini pemerintah aktif melakukan vaksinasi kepada masyarakat khususnya tenaga kesehatan. Namun, banyak ditemukan berita-berita hoaks terkait vaksinasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan untuk menyerang pemerintah.
Kelompok kepentingan juga banyak memanfaatkan program vaksinasi nasional sebagai bahan berita hoaks. Mereka seakan berlomba-lomba menciptakan kekeruhan pada air bening yang mengalir dengan tenang. Media sosial seharusnya digunakan sebagai media literasi untuk menyampaikan kabar baik dan informatif namun saat ini telah banyak disalahgunakan untuk menyebarkan berita hoaks.
Perkembangan pesat teknologi melalui internet seharusnya digunakan untuk mengakses informasi valid dan terferivikasi, namun perkembangan tersebut justru disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab sebagai alat penebar kebencian, provokasi, serta hoaks. Sementara itu, berita hoaks merupakan kabar berita, informasi, dan pesan penting yang sudah direkayasa sedemikian rupa dan disebarkan di media, khususnya di media sosial.
Sangat banyak berita hoaks terkait vaksin Sinovac lalu lalang di media sosial. Kelompok kepentingan yang kontra dengan pemerintah membuat tipu daya sedemikian rupa agar masyarakat tidak percaya dengan adanya vaksin Sinovac.
Para pembuat berita hoaks tersebut sudah keterlaluan. Mereka seperti lebih tahu dari dokter yang sudah membuat vaksin ini dan sudah teruji resepnya. Mereka seakan lebih hafal betul isi vaksin yang terkandung didalamnya. Apa saja hoaks seputar vaksin?
Vaksin dapat mengubah genom
Juru Bicara Vaksin Covid-19 PT Bio Farma, Bambang Herianto menjelaskan ada vaksin yang menggunakan RNA dan ada yang menggunakan DNA. Terkait beredarnya informasi bahwa vaksin dapat mengubah genom manusia menjadi hal lain, informasi tersebut tidak benar. Meski vaksin berasal dari RNA, genetiknya sudah terputus. Jadi tidak mungkin dengan tiba-tiba masuk ke gen manusia lalu mengubah manusia menjadi buaya, monyet, atau lainnya.
Vaksin masih uji klinis
Terdapat informasi yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang akan digunakan adalah vaksin untuk uji klinis. Hal tersebut dipastikan hoaks atau tidak benar karena vaksin Covid-19 yang saat ini sudah digunakan oleh Bio Farma dan digunakan untuk program vaksinasi nasional telah menggunakan vaksin yang telah memperoleh izin penggunaan dari BPOM.
Vaksin mengandung bahan pengawet
Hoaks lain yang beredar adalah terdapat bahan-bahan pengawet yang terkandung dalam vaksin. Vaksin Covid-19 buatan Sinovac tidak mengandung bahan seperti boraks, formalin, merkuri, serta tidak mengandung pengawet.
Vaksin yang akan digunakan di masyarakat telah melalui tahapan pengembangan dan serangkaian uji yang ketat, sehingga terjamin kualitas, keamanan, dan efektivitasnya di bawah pengawasan BPOM serta memenuhi standar internasional.
Masyarakat diharapkan mendukung dan menyukseskan vaksinasi Covid-19 dengan mencegah dan melawan hoaks terkait vaksinasi melalui kampanye positif di media sosial.
Kampanye di media sosial ditujukan untuk menyebarluaskan informasi yang memuat manfaat pentingnya vaksinasi Covid-19, sekaligus menepis hoaks vaksinasi Covid-19 yang banyak tersebar di kalangan masyarakat.
Warganet bersama masyarakat perlu Mendukung dan melaksanakan vaksinasi demi ketangguhan dan kemajuan Indonesia melalui suksesnya vaksinasi nasional.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews