Yang ramai ngajak boikot film The Santri, menurutku juga kalo mereka bukan Dukun ya sejenis anak indigo gitu, yang bisa melihat hal-hal ghoib dan meramal masa depan.
Bicara tentang negara berflawer +62 ini memang akan sangat kental dengan yang namanya kehidupan mistis, dunia ghaib, supranatural dan yang ajaib-ajaib.
Contohnya satu berita yang saya temukan hari ini, "Jokowi Datang, Jarak Pandang di Pekanbaru Mendadak Membaik dan Titik Panas Turun Drastis". Widdih.... ajaib ,bukan ?
Bagaimana bisa masyarakat terdampak asap yang selama berminggu-minggu mengalami kesulitan jarak pandang, hingga banyak penerbangan pun dibatalkan, pada sakit mata, sesak nafas, dst... tiba-tiba membaik ketika Jokowi datang. Pasti ada kekuatan supranatural yang mengiringi Pak Jokowi.
Bulan lalu juga ketika Pak Jokowi mengunjungi Sumut, kurang lebih terjadi keajaiban yang serupa.
"Jokowi Datang, Jalan-Jalan Kabupaten di Sumut yang Biasa Ambyarr Mendadak Mulus". WOW!
Pasti ada peran Roro Jonggrang yang bereinkarnasi entah kepada siapa, mungkin Bu Iriana, yang membuat permintaan agar seluruh jalan yang akan dilewati Pak Jokowi selama kunjungan di Sumut mulus semua.
Maka para demit, mak kunti, suster ngesot, gendruwo dan badarawuhi pun di bawah pimpinan roh Daendels yang merasuk di tubuh Pak Basuki MenPUPR itu bekerja memenuhi permintaan Roro "Iriana" Jonggrang dalam semalam!
Aneh? Tidak masuk akal? Tidak bisa diterima nalar? Ya nggaklah!
Kehidupan mistis memang dunianya masyarakat kita. Buktinya cerita Misteri KKN di Desa Ponari, yang juga mantan dukun cilik yang sangat lejen di tanah air, bisa sedemikian viral, padahal ceritanya jauh dari horor sama sekali, bahkan bisa dibilang tidak berkualitas dengan tata bahasa yang berantakan.
Tapi mungkin yang bikin viral karena tidak horor dan berantakannya itu.
Satu orang nanya ke temannya, "Ini horornya di mana sih? Aku malah gak mudeng ceritanya" Temannya menjawab, "Iya, aku juga sama gak mudengnya".
Akhirnya jadi viral karena semua orang ngeshare sambil nanya, "Gak horor blas, klean paham ceritanya gak, gaes ?"
Nah, yang ramai ngajak boikot film The Santri, menurutku juga kalo mereka bukan Dukun ya sejenis anak indigo gitu, yang bisa melihat hal-hal ghoib dan meramal masa depan.
Iya dong, gimana mereka bisa mereview film The Santri itu secara detail, padahal filmnya baru rilis di bioskop bulan depan.
Normalnya, kalau tidak berbau-bau mistis ya, para kritikus film & LSF sebelum mereview dan memotong-motong atau memblur suatu adegan film mesti menonton filmnya dulu secara full, bukan versi potongan apalagi cuma thriller (lah yang mau direview apa kalau cuma thriller, mau mereview iklan atau film ?!).
Etapi mereka kan kaum agamis, suci dan beriman ya, gak mungkin dekat dengan hal-hal mistis & musyrik seperti itu. Mustahil. Ada-ada saja...
Jadi kalau mereka bukan paranormal yang bisa meramal masa depan, pasti produsen atau penonton DVD bajakan, yang biasanya sudah beredar duluan sebelum filmnya tayang di bioskop.
Iya, DVD bajakan yang saat DVD nya diputar suka ada tulisan di layarnya,
"FOR SCREENING PURPOSE ONLY ~ NOT FOR SALE OR RENT"
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews