Diusungnya tema tentang media massa, dikarenakan media massa adalah alat publikasi yang sangat massif, dan dapat dipertanggung jawabkan isinya.
Forum Rumah Pers Mahasiswa mengajak masyarakat dan para elite untuk menjunjung tinggi rasa persatuan pasca penetapan hasil pemilu 2019.
Ajakan tersebut digaungkan melalui sebuah diskusi publik yang mengangkat tema “Pemberdayaan Peran Media Massa dan Masyarakat Guna Merawat Persatuan dan Keamanan Pasca Penetapan Hasil Pemilu 2019”
Ketua Forum Rumah Pers, Abdul Hadi, mengatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu upaya kami sebagai anak bangsa ikut berpartisipasi dalam mengajak menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan pada masyarakat, agar Indonesia yang sama-sama kita cintai ini terus berjalan damai, aman dan tentram. Selain itu juga sebagai edukasi kepada masyarakat pentingnya menghindarkan diri agar tidak termakan oleh berita-berita hoax yang merugikan.
Diskusi akan digelar di Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (23/7). Diskusi dihadiri oleh Dhika Kurniawan (GM Digital Marketing Kumparan), Sayid Iskandarsyah (Ketua PWI DKI Jakarta), Adi Prayitno (Dosen FISIP UIN Jakarta/Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia), serta Suhendar (Fungsionaris GP Ansor).
Diusungnya tema tentang media massa, dikarenakan media massa adalah alat publikasi yang sangat massif, dan dapat dipertanggung jawabkan isinya.
Hal ini sebagai upaya kami dalam melawan hoax atau berita palsu, yang informasinya biasanya dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Harapan kami, walaupun kegiatan ini merupakan upaya yang kecil, dapat mudah-mudahan memberikan dapat yang besar dalam membangun semangat persatuan bangsa dan negara, tambah Abdul Hadi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews