Negasi itu ingin dibantah dengan berbagai pencocokan, plintiran, baik terhadap isi kitab suci, maupun terhadap isi hukum sains.
Kita sering disodori dalil-dalil sains, kemudian diminta meyakininya sebagai bukti keberadaan Tuhan. Planet-planet beredar mengelilingi matahari, bergerak teratur, itu bukti kekuasaan Tuhan, kata mereka. Banyak lagi dalil-dalil sains yang dipakai dengan cara yang sama.
Apa hubungan antara hukum gerakan planet-planet dengan Tuhan? Tidak ada. Yang menghubungkannya adalah keyakinan bahwa Tuhan itu ada. Jadi adanya hukum-hukum alam yang dirumuskan sains, tidak membuktikan keberadaan Tuhan.
Faktanya, yang tertulis di kitab-kitab suci, sumber ajaran tentang eksistensi Tuhan, justru isinya banyak bertengangan dengan sains.
Di abad pertengahan, orang-orang yang mengatakan bahwa planet-planet bergerak mengitari matahari dimusuhi oleh pemuka agama, karena temuan mereka bertentangan dengan isi kitab suci. Kalau hukum-hukum itu adalah hasil karya Tuhan, Dia tentu menyatakannya dalam kitab-kitab suci.
Kitab suci kami sesuai dengan sains modern, kata mereka membuat klaim. Lalu mereka membuat tafsir-tafsir atas kitab suci mereka, juga membuat tafsir-tafsir atas temuan sains. Tafsir atas isi kitab suci mereka sering salah, melawan isi yang sebenarnya. Tafsir atas hukum-hukum sains lebih parah lagi kesalahannya.
Tuhan dalam kitab suci digambarkan sebagai sosok yang maha kuasa, yang menciptakan segala sesuatu secara instan, seperti tukang sulap menghadirkan benda-benda. Itu tidak cocok dengan temuan sains yang mengatakan bahwa alam semesta ini terbentuk oleh proses belasan milyar tahun.
Big bang itu digerakkan oleh Tuhan, kata mereka. Di bagian mana di kitab sucimu ada informasi bahwa Tuhan menggerakkan big bang? Kitab suci bahkan hanya berisi kosa kata sederhana, matahari, bintang, bulan. Tidak ada planet, galaksi, supernova, atau asteroid. Bahkan kitab suci tidak menulis keterangan bahwa matahari itu sebuah bintang. Lalu dari mana sumber klaim itu?
Kitab suci kami sesuai dengan sains, kata mereka. Tapi mereka menolak teori evolusi. Lha, emangnya teori evolusi itu bukan sains?
Apakah sains menegaskan ketiadaan Tuhan? Tidak. Sains hanya menegasi banyak penjelasan dalam kitab suci. Negasi itu ingin dibantah dengan berbagai pencocokan, plintiran, baik terhadap isi kitab suci, maupun terhadap isi hukum sains.
(Bersambung)
***
Tulisan sebelumnya: Keberadaan Tuhan [2] Definisi Tuhan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews