Tidak Mau atau Tidak Bisa Jadi Imam Sholat?

Senin, 24 Desember 2018 | 18:38 WIB
0
1084
Tidak Mau atau Tidak Bisa Jadi Imam Sholat?
sumber gambar : overblog.com

 

Seorang yang akan jadi pemimpin apalagi pemimpin negara tentu harus membiasakan diri menjadi pemimpin dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari dalam keluarga, lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, di organisasi, atau dalam event-event tertentu, termasuk dalam menjalankan ibadah wajib bagi agamnaya.

Dalam agama Islam menjadi Imam solat adalah suatu kehormatan, karena pahalanya akan dilipatgandakan dibanding menjadi makmun. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar didunia dan rakyatnya 90% bergama muslim tentu mengharapkan pemimpinnya juga seorang muslim yang soleh dan taat menjalankan syareat agamanya yaitu syareat Islam.

Namun suatu kejadian aneh justru muncul ketika seorang calon presiden enggan menjadi Imam dalam sholat berjemaah. Dengan dalih menghargai yang lebih ahli dan yang senior atau para para ulama/kyai yang hadir pada saat itu, padahal sholat berjemaah ini bukan dalam rangka perayanaan hari besar Islam yang dihadiri umat yang sangat banyak, namun sholat wajib biasa.

Walaupun di situ hadir ulama/kyai ataupun tokoh agama sudah menjadi kelaziman mempersilakan Calon Presiden ini untuk menjadi Imam.

Siapapun yang mengaku beragama Islam tentu pernah sholat bahkan diwajibkan sehari 5 kali, jadi bukan kendala untuk jadi Imam manakala makmun menghendakinya. Cukup membaca 2 surat dalam al Qur’an pada roka’at pertama dan kedua, selebihnya hanya takbir, bahkan jika dikehendaki ingin surat  al Qur’an yang singkat, yaitu surat al Ihklas dan al Kaustar tetap sah sholat tersebut. 

Inipun dibacakan jika sholat magrib, isya’ dan subuh, namun kehormatan untuk menjadi Iman Sholat ini tidak dilakukannya ,

Dari kejadian ini rakyat jadi bertanya bagaimana kita akan melihat kadar ke-Islaman calon pemimpinnya, sedangkan Presiden Jokowi beberapa kali terlihat jadi imam sholat, walaupun makmumnya ada beberapa tokoh agama, ulama, kyai dan usztad.

Timbul keraguan bagaimana nanti mimpin negara jika mimpin sholat saja penuh keraguan, bagaimana rakyat Indonesia yang mayoritas Islam melihat pemimpinnya jadi imam sholat atau mengaji sebagai salah satu unsur dakwah dalam agama Islam.

Rakyat harus diberi contoh kongkrit bagaimana pemimpinnya menjalankan agamanya khususnya ibadah yang wajib dilaksanakan seperti sholat, yang setiap hari harus dilakukan 5 kali.

***