Pemerintah telah mengizinkan masyarakat mudik di masa libur Lebaran 2022. Kendati demikian, masyarakat diminta untuk mewaspadai transmisi Covid-19 dari kota ke desa saat mudik dengan selalu taat Prokes dan mengikuti berbagai imbauan Pemerintah.
Sejauh ini Pemerintah memang sudah bisa dikatakan sangat berhasil untuk mengendalikan penularan Covid-19 di Indonesia sehingga angkanya terus melandai, bahkan kebijakan terbaru yang diberlakukan yakni Pemerintah telah memberikan kelonggaran bagi masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas mereka dan juga melakukan mobilisasi.
Salah satu yang sedang banyak diperbincangkan dan mendapatkan respons sangat positif dari masyarakat adalah mengenai kelonggaran yang telah diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran 2022, karena memang sudah sekitar 2 tahun terakhir ini mereka harus terpaksa tidak bisa bertemu sanak-saudara di kampung halaman akibat terhalang pandemi.
Meski kurva telah melandai namun bukan berarti kita kemudian menjadi lengah begitu saja dan sama sekali abai untuk tidak memproteksi diri kita dengan mengetatkan protokol kesehatan serta melakukan vaksinasi booster bagi yang belum melaksanakan.
Selain itu terdapat sebuah fakta yang tidak bisa disangkal pula bahwa status pandemi nyatanya memang masih belum berakhir, ditambah risiko potensi penularan masih akan selalu ada.
Alexander Ginting selaku Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 menghimbau kepada masyarakat supaya mereka tidak lengah dan mengingatkan bahwa pandemi sejatinya masih belum berakhir. Untuk itu penerapan protokol kesehatan harus terus dilakukan, serta di sisi lain Pemerintah juga akan terus memperluas jangkauan vaksinasi supaya segera terbentuk imunitas kelompok di berbagai daerah.
Beberapa hal tersebut bertujuan utamanya supaya tidak terjadi lonjakan kembali kasus positif Covid-19 utamanya setelah masyarakat melakukan perjalanan mudik Lebaran. Karena ketika kita berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, yang mana kurva sempat melandai namun ternyata ketika terjadi liburan panjang di masyarakat, segera pandemi kembali melonjak.
Tentunya melonjaknya angka penularan Covid-19 sama sekali tidak diharapkan oleh semua pihak. Namun memang risiko potensi juga cukup besar, terutama bisa jadi akan ada transmisi kasus dari mereka yang sebelumnya berada di kota kemudian mudik ke kampung halaman mereka di desa. Justru hal itu akan mengancam para sanak-saudara kita sendiri yang berada di desa.
Wapres KH Ma’ruf Amin juga mengungkapkan dan memberikan iimbauan kepada seluruh masyarakat supaya lebih berhati-hati meski sudah ada kelonggaran dari Pemerintah. Supaya tidak terjadi transmisi virus yang kemungkinan dibawa oleh orang kota menuju ke desa, yang justru mengakibatkan adanya lonjakan kasus di desa tersebut.
Mungkin bagi kita penduduk kota yang sudah terbiasa dengan melakukan aktivitas serta telah menjalani vaksinasi hingga booster merasa kita selama ini baik-baik saja, namun kita sama sekali tidak mengetahui bagaimana kondisi imunitas sanak famili kita yang ada di desa. Terutama bagi mereka kelompok yang memang rentan untuk tertular seperti lansia, penderita komorbid hingga anak-anak.
Masyarakat diharapkan untuk terus mewaspadai penularan Covid-19 dari kota ke desa selama momentum mudik Lebaran 2022. Oleh sebab itu, pemudik diharapkan selalu menjaga Prokes dan mengikuti imbauan Pemerintah agar lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Lebaran dapat ditekan dan transisi pandemi ke endemi dapat segera dilaksanakan.
Deka Prawira, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews