Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan peran Perempuan dalam proses pemulihan ekonomi. Peningkatan kapasitas perempuan tersebut diharapkan akan mempercepat terwujudnya hal-hal positif.
Pemerintah Indonesia melalui forum G20 terus mendorong peran nyata Perempuan dalam pemulihan ekonomi. Dengan peningkatan peran nyata perempuan tersebut, kondisi perekonomian dapat kembali pulih.
Dalam sebuah forum Kick-off meeting yang dihadiri oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, beliau berpesan bahwasanya harus ada manfaat penting bagi para perempuan di tanah air dari pertemuan tersebut. Menyusul pernyataan resmi jika Indonesia bakal menjadi tuan rumah perhelatan G20 di Bali.
Sebelumnya, Menteri pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI membuka forum empowerment Kick-off meeting G20 di Yogyakarta. Forum ini terselenggara bertepatan dengan momentum hari Ibu, 22 Desember 2021 lalu. Forum tersebut dihadiri setidaknya 1.000 perempuan. Para peserta datang dari 30 organisasi dengan latar belakang suku, agama hingga profesi yang berbeda.
Demi memperjuangkan hak-hak mereka sebagai upaya memajukan Indonesia.
Forum empowerment tersebut diharapkan mampu menyumbangkan kontribusi yang nyata bagi perkembangan strategi hingga kebijakan global. Yang sejalan dengan kebijakan Nasional serta Brisbane Goals 2014.
Kiprah perempuan Indonesia sebelumnya tak hanya dalam forum tersebut saja. Namun, sejak zaman kolonial Belanda dibawah kungkungan tradisi hingga beragam aturan, perempuan terus memperjuangkan kaumnya. Cita-cita luhur yang mereka perjuangkan ialah sebagai sumbangsih di beragam sektor pembangunan nasional.
Tak dipungkiri, perempuan dewasa ini makin dibutuhkan peranannya. Baim di sektor sosial, kesehatan, IPTEK, politik, global hingga sektor ekonomi sekalipun. Atmosfer gerakan perempuan yang menggebu inilah yang kemudian membuat pembahasan isu-isu pemberdayaannya mencuat di G20. Bahkan, isu perempuan ini menjadi rekomendasi utama dan diprioritaskan pada KTT G20.
Sesuai pernyataan Presiden Jokowi atas hal tersebut, peranan perempuan mampu dioptimalkan dengan tiga hal yakni, literasi digital, infrastruktur digital serta pelatihan keterampilan dan kewirausahaan bagi seluruh perempuan di pelosok Nusantara.
Pemerataan digital ini sangat dibutuhkan demi mendukung pemberdayaan perempuan Indonesia ketika G20 dihelat di berbagai wilayah. Pemerataan infrastruktur digital dinilai akan memudahkan akses jasa keuangan dalam digital economy bagi perempuan itu sendiri. Dukungan platform digital juga akan melancarkan beragam aktivitas perempuan yang produktif.
Berikutnya ialah literasi digital yang harus dikuasai oleh kaum perempuan. Sehingga, ketika berselancar dalam dunia maya, perempuan mampu berkegiatan secara positif dan tetap produktif.
Selanjutnya ialah menambah atau meningkatkan jumlah pelatihan yang diadakan pemerintah beserta pemangku kepentingan, yang mana ditujukan bagi kaum perempuan. Dengan harapan perempuan bakal lebih mudah meningkatkan kualitas diri dalam beragam hal, pun dengan kewirausahaan. Sehingga, akan mampu mendorong kemajuan perlindungan serta pemberdayaan perempuan, khususnya di kawasan Asia.
Sejalan dengan hal ini, Menlu Retno Marsudi juga ikut angkat bicara. Dirinya mengungkapkan demi tercapainya dampak nyata dari pemberdayaan perempuan, dibutuhkan perubahan pola pikir. Hal tersebut dinilai sebagai langkah awal yang wajib didukung dan didorong.
Yakni, melalui penciptaan lingkungan yang kondusif, mendukung serta pemberian kesempatan setara bagi para perempuan untuk berkontribusi lebih. Terlebih, kepemimpinan Indonesia di G20 ini akan membawa semangat inklusivitas. Sehingga pemberdayaan kelompok rentan, termasuk para perempuan hingga anak-anak akan menjadi fokus paling utama di frorum G20, tambah Retno.
Dukungan-dukungan semacam inilah yang dibutuhkan oleh perempuan karena mereka ini kerapkali jadi tonggak utama pembawa perubahan. Meski digempur pandemi dan beragam masalah, nyatanya perempuan-perempuan hadir melewati segala permasalahan dengan baik.
Selain itu, kesempatan kepemimpinan Indonesia di agenda besar G20 diharapkan mampu membawa perubahan cukup nyata bagi para perempuan di Indonesia. Sehingga, perempuan-perempuan ini mampu hidup lebih baik dan sejahtera. Apalagi, kasus-kasus mayoritas yang menyerang perempuan hingga anak-anak ini tak lepas dari perhatian pemerintah. Pemerintah ingin memanfaatkan kesempatan forum G20 untuk mendorong perempuan-perempuan agar makin diprioritaskan dalam pembangunan nasional serta global.
Asumsinya, kesejahteraan kaum perempuan akan menumbuhkan semangat hingga kebahagiaan. Dimana hal ini akan menjadi vibrasi yang positif bagi kehidupan yang berkelanjutan. Jiwa-jiwa yang bahagia, merdeka, kreatif, terlindungi dan diperhatikan menjadikan kaum perempuan mampu membangun peradaban yang lebih baik lagi.
Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan peran Perempuan dalam proses pemulihan ekonomi. Peningkatan kapasitas perempuan tersebut diharapkan akan mempercepat terwujudnya hal-hal positif.
Edlin Susaningtyas, Penulis adalah warganet tinggal di Depok/kontributor Citizen Journalism
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews