Kita semua memang lelah karena harus memakai masker dan menaati poin lain dalam protokol kesehatan tetapi ingatlah bahwa hal itu bisa menjauhkan Anda dari Corona.
Kasus Corona naik lagi gara-gara varian Omicron dan kita harus waspada agar tidak tertular. Tetaplah menjaga imunitas tubuh dan taati protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Akhir tahun 2021 kita bernafas lega karena PPKM ada hasilnya, ketika kasus covid menurun drastis menjadi hanya ratusan pasien per harinya. Peraturan mulai dilonggarkan, tidak ada penyekatan lagi dan hanya diganti aturan ganjil genap. Sekolah juga mulai dibuka dengan pembelajaran tatap muka 100%. Kita optimis pandemi bisa lekas berakhir, apalagi sudah banyak yang mendapatkan vaksin.
Akan tetapi keadaan malah berbalik karena kasus Corona naik lagi. Jumlah pasien per hari yang biasanya hanya 500-an, saat ini melonjak jadi 8.000-an. Kenaikan jumlah pasien ini karena masuknya virus covid-19 varian Omicron yang menular 70 kali lebih cepat daripada varian delta. Jika ini dibiarkan saja maka takut akan terjadi serangan Corona gelombang ketiga.
Pasien Corona mulai kesusahan untuk mendapatkan kamar di Rumah Sakit. Mereka tidak mau isolasi mandiri karena ingin mendapatkan perawatan intensif agar cepat sembuh. Di DKI Jakarta, tingkat keterisian ranjang di Rumah Sakit naik jadi 45% dan membuat semuanya khawatir, terutama petugas kesehatan. Penyebabnya karena jika ada lonjakan pasien, nyawa mereka jadi taruhannya.
Untuk mencegah merebaknya Corona sekaligus melawan potensi serangan covid gelombang ketiga maka semua orang harus taat protokol kesehatan, tak hanya memakai masker tetapi juga poin lain dalam Prokes 10M. Penyebabnya karena hanya dengan Prokes dan vaksinasi maka kita akan selamat dari Corona, khususnya varian Omicron.
Memakai masker adalah poin paling utama dalam protokol kesehatan dan sayangnya aturan ini mulai banyak dilanggar. Kalaupun ada yang memakainya, tidak dalam posisi yang benar sehingga sama saja tak ada proteksi ke hidung dan mulut. Memakai masker amat penting karena menurut dokter Reisa, efektivitas pemakaian masker baru terjadi saat minimal 70% orang dalam 1 tempat memakainya.
Poin kedua Prokes yakni mencuci tangan juga harus diperhatikan. Saat akan masuk ke sebuah tempat, jangan lupa cuci tangan karena sudah pasti ada wastafel atau wadah airnya. Pihak pengelola juga harus memperhatikan, sabun yang disediakan harus yang antiseptik dan airnya juga jernih.
Saat sudah pulang ke rumah maka jangan hanya mencuci tangan tetapi sekalian mandi dan keramas. Setelah itu langsung ganti baju, karena juga merupakan poin dalam protokol kesehatan. Jika perlu baju dan masker dicuci dengan air panas agar kuman dan virus mati seketika.
Poin yang juga harus ditaati dalam protokol kesehatan adalah menghindari kerumunan. Memang orang Indonesia suka sekali bersosialisasi tetapi ingatlah bahwa saat ini masih masa pandemi sehingga harus taat Prokes. Tidak menghadiri undangan bukan berarti sombong karena belum tentu di sana menaati protokol kesehatan.
Jangan pula traveling apalagi ke luar negeri karena mayoritas kasus Omicron terjadi pada orang yang habis melancong jauh. Tahan diri untuk sementara dan sabarlah karena jika semua kompak, maka pandemi akan lekas berakhir.
Kita semua memang lelah karena harus memakai masker dan menaati poin lain dalam protokol kesehatan tetapi ingatlah bahwa hal itu bisa menjauhkan Anda dari Corona. Dengan taat Prokes, selalu memakai masker (bahkan masker ganda), mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menaati Prokes lain maka akan bebas Corona dan kita optimis tahun 2023 Indonesia bisa bebas Corona, tentu diiringi dengan vaksinasi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews