Mereka hanya memanfaatkan umat Islam sebagai lahan bisnis ceramah mereka.
Di negeri ini akhir-akhir ini semakin aneh saja fenomenanya dengan digemarinya ceramah yang dilakukan oleh para ustaz atau ustazah abal-abal. Siapa mereka? Saya kira para pembaca semua sudah tahu. Mengapa mereka saya sebut abal-abal? Karena mereka (hampir semuanya) adalah para mualaf yang mendadak menjadi penceramah (agama?) dengan menjelek-jelekkan agama mereka yang lama (pada umumnya agama Kristen) di hadapan audiensi umat Islam.
Selain itu ada juga orang-orang yang memang sudah lama atau bahkan sejak lahir beragama Islam tetapi berceramah dengan menjelekkan agama Kristen atau agama yang lain. Padahal menurut definisinya ustaz itu adalah seorang pendidik (agama Islam) tetapi yang diceramahkan bukan hal-hal yang mendidik tetapi justru mengajarkan kebencian dan kebohongan. Apalagi orang tersebut adalah seorang dosen lulusan perguruan tinggi agama Islam terhebat di dunia. Bukankah orang ini juga layak disebut ustaz abal-abal?
Bagi para penganut agama Kristen sesungguhnya tidak perlu marah-marah dan tersinggung, toh agama yang dijelek-jelekkan tidak akan mengurangi kualitas keimanan. Tuhan (Yesus Kristus) yang dijelek-jelekkan juga tidak butuh dibela karena Dia jauh lebih hebat dari kita manusia. Dia maha pengasih, pengampun dan penyayang.
Sedangkan bagi para penganut agama Islam seharusnya hati-hati dan jangan memberi kesempatan para ustaz atau ustazah abal-abal tersebut karena justru akan mencemari kualitas agama Islam dan membuat Islam dinilai sebagai penyebar atau minimal penikmat ajaran kebencian.
Kenyataannya sangat aneh bahwa seseorang yang baru menjadi penganut agama Islam tetapi justru didatangkan untuk memberi ceramah kepada umat yang sudah lama jadi pemeluk dan mengimani Islam. Apakah umat justru senang kalau mendengar ada orang menjelek-jelekkan agama lain dan bahkan menebar kebencian? Semoga saja tidak demikian.
Logikanya, para mualaf atau siapa pun yang berceramah itu mestinya berbagi atau memberi kesaksian tentang bagaimana mereka tertarik dengan ajaran serta nilai-nilai Islam, tanpa menjelekkan agama lain atau agama mereka yang lama, sehingga para audiensi semakin kuat dengan keyakinan Islam yang sudah lama dianutnya.
Paling tidak juga bisa membuat kebanggaan bagi agama Islam yang ternyata menjadi pilihan baru bagi para mualaf. Bukan hanya sekadar menambah populasi umat dan justru menebar racun.
Seyogyanya para pemuka agama Islam di negeri ini atau bahkan mungkin perlu ada fatwa MUI untuk menindak tegas ulah para ustaz dan ustazah abal-abal tersebut.
Mereka hanya memanfaatkan umat Islam sebagai lahan bisnis ceramah mereka. Jangan biarkan mereka menjadi perusak iman umat dengan ceramah mereka yang membodohi dan beracun.
Cegah dan bahkan larang ulah busuk mereka dengan cara yang lembut tanpa kemarahan, cukup laporkan mereka kepada pihak yang berwajib dan biarlah hukum yang menyelesaikannya.
***
Solo, Jumat, 7 Mei 2021. 3:21 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews