Saya mengajak kita semua menikmati liburan di dalam negeri. Kalian yang di Pulau Jawa, misalnya, bisa bepergian antarkota dengan leluasa. Dari Jakarta ke Semarang, sampai Surabaya, misalnya, kini punya banyak pilihan rute: jalur pantai selatan, pantai utara, atau lintas tengah.
Bahkan, sejak akhir tahun 2018 ini, jalur darat paling cepat sudah tersedia: Jalan Tol Trans Jawa dari Jakarta sampai Surabaya sejauh 760 kilometer sudah tersambung!
Jalannya mulus, lebar, dan menawarkan pengalaman baru. Ada pemandangan alam indah hampir di sepanjang jalan, obyek-obyek wisata yang layak untuk menjadi latar foto untuk disebar melalui media sosial, makanan lokal di rest area, bahkan jalan tol itu sendiri.
Bayangkan suasana senja melewati ruas tol Bawen-Salatiga di Jawa Tengah seraya memandang Gunung Merbabu. Di ruas ini juga ada Jembatan Tuntang yang melewati kawasan hutan dan Danau Rawa Pening. Panorama alamnya sangat indah. Di daerah Kendal, di ruas tol Batang-Semarang, ada jembatan Kalikuto yang menjulang kokoh dari rangka baja lengkung bercat merah.
Yang melewati simpang susun Kartosuro dari Salatiga akan menikmati pemandangan di kiri-kanan jalan berupa persawahan yang membentang luas, padang rumput, pepohonan dan rumah-rumah penduduk di kejauhan. Juga saat melintasi simpang susun Jombang di ruas tol Jombang-Mojokerto, Jawa Timur.
Di sepanjang jalan tol, terdapat tempat-tempat peristirahatan dengan toilet, masjid atau musala, warung-warung yang menawarkan aneka makanan lokal. Saya sendiri pernah mampir di rest area kilometer 597 di ruas tol Ngawi-Kertosono, dan mencicipi pecel Madiun, sate Ponorogo, dan kopi lokal.
Begitulah. Jalan Tol Trans Jawa kini memungkinkan kita menikmati perjalanan yang cepat, indah, dan menyenangkan. Dan satu lagi: foto-foto perjalananmu layak untuk dibagikan di media sosial.
Selamat berlibur.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews