Keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 Indonesia yang terbaik diantara negara-negara ASEAN, hendaknya tidak membuat masyarakat terlena, mengingat saat ini terjadi lonjakan mobilitas pada momentum mudik Lebaran 2022.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa pengendalian dan situasi Covid-19 di Indonesia lebih baik dari negara lain di ASEAN, termasuk Malaysia dan Singapura. Kendati demikian, masyarakat diimbau untuk tidak lengah dan selalu menerapkan Prokes ketat seiring adanya mutasi Covid-19.
Status pandemi di dunia ini memang masih belum berakhir, dalam artian Covid-19 masih saja berpotensi untuk mengancam siapapun, terutama mereka yang tidak mematuhi protokol kesehatan dan juga mereka yang memiliki imunitas lemah.
Meski begitu, sejatinya Indonesia sendiri telah berhasil mengendalikan pandemi dengan sangat baik.
Siti Nadia Tarmizi selaku Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 menyatakan bahwa pengendalian pandemi yang ada di Indonesia bisa dikatakan lebih baik daripada negara-negara ASEAN lainnya.
Data tersebut bukanlah isapan jempol belaka karena memang menurut laporan di Malaysia sendiri, mereka masih memiliki sekitar 4 ribu kasus hingga tanggal 24 April 2022 lalu.
Kemudian untuk Singapura sendiri mencatatkan sekitar 2 ribu kasus per hari. Bahkan yang jauh lebih parah adalah Thailand yang masih harus berjuang dengan sekitar 15 ribu kasus dan juga Australia dengan sekitar 33 ribu kasus per hari. Sedangkan seluruh data tersebut apabila dibandingkan dengan Indonesia, bisa dikatakan sudah sangat jauh perbandingannya.
Pasalnya tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini hampir semua provinsi di Indonesia sudah berada dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1, yang mana berarti sudah tidak terjadi lagi peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan. Bahkan data menunjukkan, pada tanggal 25 April 2022, Indonesia memiliki hanya 317 kasus. Tidak tanggung-tanggung, Positivity rate yang dimiliki oleh Indonesia mencapai kurang dari 1 persen yakni 0,52 persen.
Mengenai angka kematian di Indonesia sendiri, dilaporkan hanya sebanyak 33 kasus, bahkan pada kejadian tertingginya mencapai 220 kasus ketika puncak Omicron terjadi. Selanjutnya untuk angka reproduksi dari virus tersebut sendiri, di Indonesia sudah mencapai kurang dari 1, yang mana berarti sudah bisa dikatakan bahwa pandemi sudah sangat terkendali di Tanah Air.
Jelas sekali angka tersebut jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain di atas dan juga kita sendiri sudah jauh lebih berbenah apabila dibandingkan dengan meledaknya kasus puncak Omicron dengan puncaknya varian Delta yang memang cukup telak hingga membuat angka kematian menjadi tinggi. Menurunnya angka positifitas tersebut juga berkorelasi dengan menurunnya pula tingkat keterisian rumah sakit hingga dilaporkan pada 23 April 2022 hanya sekitar 3 persen saja dari total kapasitas.
Beberapa pekan terakhir memang status pandemi yang berada di Indonesia kian hari semakin menunjukkan perbaikan dan mengarah ke arah yang lebih baik. Sudah terlihat bagaimana penurunan angka kasus positif harian kita hingga bagaimana akhirnya pihak pemerintah mencoba untuk memberikan kelonggaran masyarakat dalam melakukan mobilitas.
Seluruh perbaikan yang terjadi ini merupakan hasil dari sinergitas yang baik antara peran Pemerintah dengan masyarakat sendiri. Dijelaskan oleh Siti Nadia bahwa peran masyarakat tak kalah pentingnya hingga sekarang kita berhasil di titik ini. Masyarakat sendiri sangat tertib untuk melakukan vaksinasi mulai dari dosis pertama bahkan hingga dosis ketiga atau booster.
Di pihak pemerintah sendiri, seluruh aturan juga sudah diberlakukan mulai dari kewajiban untuk melakukan vaksinasi, usaha untuk meratakan adanya vaksinasi di setiap wilayah, kewajiban protokol kesehatan, hingga penggunaan PeduliLindungi dan sebagainya. Kolaborasi dan partisipasi dari seluruh pihak tersebut memang merupakan hal yang terbaik untuk bisa segera mengentaskan situasi pandemi.
Keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 Indonesia yang terbaik diantara negara-negara ASEAN, hendaknya tidak membuat masyarakat terlena, mengingat saat ini terjadi lonjakan mobilitas pada momentum mudik Lebaran 2022. Oleh sebab itu masyarakat diimbau untuk selalu taat Prokes untuk menjaga tren positif pengendalian pandemi Covid-19 sekaligus mempercepat transisi pandemi ke endemi.
Alfisyah Dianasari, Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews