Ada kewibawaan sebagai pemimpin. Perintahnya masih didengar dan dipatuhi pembantu serta bawahannya. Suara dehemnya saja bisa bikin pejabat segera menyelesaikan tugasnya.
Pak Harto, beliau satu-satunya presiden negeri ini yang pernah saya lihat secara langsung fisiknya. Saat peresmian bendungan Waduk Wadaslintang di perbatasan Kabupaten Kebumen dan Wonosobo.
Sekitar tahun 80-an. Sudah cukup lama, waktu itu saya masih SD. Pemimpin yang sangat concern dan perhatian penuh pada bidang pertanian. Karena sangat sadar, ketahanan pangan merupakan pertahanan negara paling mendasar. Tak ada manfaatnya punya banyak prajurit dan alutsista canggih, jika tak punya makanan.
Kenapa menulis soal Pak Harto ini? Kebetulan gambar meme ini lewat di beranda dan saya ingin menulis dengan narasi sendiri. Setelah tak ada, baru terasa rakyat butuh figur seperti beliau.
Jelas, sebagai presiden Pak Harto tak luput kekurangan, karena hanya manusia biasa. Tapi saya menilai jauh lebih banyak kebaikannya. Lebih banyak manfaat daripada mudhorotnya. Semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan beliau.
Meski belum menjadi negara maju, setidaknya rakyat tidak banyak yang kelaparan. Pertahanan negara cukup baik dan disegani negara lain. Keamanan dan ketertiban masyarakat terkendali.
Ada kewibawaan sebagai pemimpin. Perintahnya masih didengar dan dipatuhi pembantu serta bawahannya. Suara dehemnya saja bisa bikin pejabat segera menyelesaikan tugasnya.
Terus, ke mana arah tulisan ini? Hanya sekadar pengin bernostalgia. Tak mau membandingkan dengan pemimpin lainnya. Kuatir ada penyusup yang screenshot postingan, mem-bully bahkan melaporkan ke aparat. Repot jika sampai berurusan dengan mereka.
Iya ora, Son?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews