Desa kini menjadi sumber kekuatan baru dunia, dan kekuatan dunia baru. BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) di wilayahnya.
“Karena Covid itu membuktikan, bahwa puncak dari relasi sosial kita itu adalah kekeluargaan, menjadi slah satu aspek dari gotong-royong,… Kita tahu hari ini, sekolah tidak penting, masjid tidak penting, gereja tidak penting. Semuanya dipaksa kembali ke rumah, dipaksa kembali ke keluarga. Itu menunjukkan bahwa puncak dari relasi sosial kita adalah kekeluargaan. Puncak dari relasi politik adalah musyawarah.
Puncak dari relasi ekonomi kita adalah kerjasama, karena saya terbatas Anda terbatas, maka kita harus bersama-sama mengatasi keterbatasan itu. Solidaritas, kolaborasi, economy sharing (ekonomi berbagi) menjadi value baru dalam ekonomi kita hari ini,” demikian jawaban Wahyudi Anggoro Hadi (42), lurah atau kepala desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, D.I. Yogyakarta dalam interview saya.
Ini obrolan dengan seorang lurah, atau kepala desa, yang antik. Sejak muda, ia mempertanyakan kapan sih negara mengurusi dirinya, warga negaranya? Selama ini Cuma mengatur, tapi tak mengurusi. Bahkan ketika merasa tak mampu menyelesaikan kuliahnya di Farmasi UGM, ia berniat mendirikan Kadogama (Keluarga Alumni Drop Out Gadjah Mada).
Sayangnya, ia lulus, sebagai sarjana farmasi apoteker, meski dengan IP paling rendah, rekor yang tak terpecahkan dari sejak UGM berdiri hingga sekarang.
Celakanya, almamaternya justeru dua kali memberi penghargaan, 2016 dan 2019, karena karya nyatanya di masyarakat. Simak obrolan dengan kepala desa yang masih muda, dan progresif ini, bagaimana ia ‘merebut kekuasaan’ sebagai eksperimentasi proses transformasi sosial.
Meski punya kendaraan bermesin, ia sendiri tidak mau mengurus SIM (Surat Ijin Mengemudi). Ia katakan pandemi ini telah mendekonstruksi semua teori-teori dunia, sebuah revolusi tanpa teriakan revolusioner. Lebih keren dan lebih juara, apalagi dibanding pernyinyiran para SJW (social joker warrior).
Senyampang itu, desa kini menjadi sumber kekuatan baru dunia, dan kekuatan dunia baru. BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) di wilayahnya, sudah memberi laba milyaran rupiah pertahunnya. Dalam masa pandemi, target Rp10milyar tak bisa dicapainya.
Bukan ambisius, tapi target yang wajar karena tahun ke-2 berhasil mencapai lompatan laba di atas Rp6milyar. Tapi setidaknya masih bisa meraup Rp4,6milyar. Sila klik tautan di bawah ini.
@sunardianwirodono
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews