Tuhan itu tidak pilih kasih. Cintanya diberikan untuk semua orang, tapi yang jadi Racham tidak semua.
Beberapa waktu lalu saya mendengar sebuah kotbah yang menarik yang dibawakan oleh pendeta Wignyo Tanto. Beliau ini adalah salah satu hamba Tuhan di Gereja Suara Kebenaran Indonesia (GSKI).
Dan saya sangat suka dengan pemaparan beliau karena sangat runut dan tajam kalau menjelaskan sesuatu.
Sehingga kita yang mendengarkannya menjadi tercerahkan. Dalam salah satu kotbahnya yang berjudul "Cinta Kasih" beliau menjelaskan dari awal tentang bagaimana cinta atau kasih yang sempurna menurut Alkitab. Dan bagaimana harusnya orang kristen mempraktekannya.
Beliau mengatakan, konon, jauh sebelum jaman Tuhan Yesus, ada sebuah pertanyaan yang sering disampaikan dari jaman ke jaman sejak hukum taurat ada.
Hukum taurat sendiri disampaikan Musa kepada bangsa Israel di gunung Sinai. Ada 10 hukum mulanya.10 hukum ini dieksplore oleh orang Israel menjadi banyak, jadi 613 perintah. Karena ada 613 perintah, pertanyaan yang muncul pada masa itu adalah "Hukum mana yang terutama? Apa sih intinya? Yang paling penting yang mana hukumnya?"
Seorang Rabi bernama Hilel, dia hidup di abad 110 sebelum masehi, coba merangkumnya dengan demikian "Apa saja yang kamu benci jangan kamu lakukan terhadap sesamamu." Demikianlah inti keseluruhan hukum taurat menurut Rabi Hilel. Lalu bagaimana menurut Alkitab, berikut beberapa di antaranya:
Mikha 6:8 diringkas menjadi 3 kesimpulan, Adil, kesetiaan, hidup rendah hati di hadapan Tuhan.
Yesaya 56:1 menurut Yesaya inti Taurat tegakkan keadilan dan kerjakan yang benar (taat hukum)
Amost 5:6 carilah Tuhan maka kamu akan hidup
Habakuk 2:4 Orang benar akan hidup karena Iman
Ayat-ayat di atas mencoba meringkas inti keseluruhan hukum Taurat. Dalam perjanjian baru ternyata Tuhan Yesus juga tak luput dari pertanyaan ini.
Yesus juga ditanya oleh ahli-ahli taurat "Guru hukum manakah yang terutama?" Inilah pertanyaan klasik yang muncul karena begitu banyaknya hukum orang Yahudi.
Matius 22:34-40, demikian bunyinya: Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Dalam ayat itu Yesus mengatakan dari banyaknya hukum yang dimiliki orang yahudi, hukum yang terutama adalah mengasihi Allah. Dan hukum yang kedua kasihilah sesama manusia seperti kita mengasihi diri sendiri. Dalam hal ini Yesus tidak mengatakan ada dua hukum, melainkan kedua hukum itu satu kesatuan menjadi hukum yang terutama.
Itu Kenapa kasih dilambangkan juga dengan salib. Tiang yang yang berdiri secara vertikal adalah lambang mengasihi Tuhan, dan tiang yang horizontal adalah lambang mengasihi sesama.
Semua merekat dalam satu kesatuan. Lihat gambar tulisan ini dibawah. Sebab kalau orang hanya mengasihi Tuhan tapi tidak mengasihi sesamanya, itu orang yang berbahaya.
Dia bisa membela Allahnya lalu membunuh manusia (contoh teroris).Tuhan tahu suatu hari akan ada manusia yang hanya mengasihi Tuhannya tapi tidak mengasihi sesamanya.
Ada juga yang mengasihi sesama tapi tidak mengasihi Tuhan.Contoh Atheis. Bisa sangat humanis dan baik, cuman sayang dia tidak mengenal siapa penciptanya. Itu sama dengan seorang anak yang baik pada semua orang, kecuali pada orang tuanya. Miris bukan? Lalu pertanyaan berikutnya apa itu mengasihi? Mengasihi itu apa?
Kasih itu sama dengan cinta. Soal penyebutan terserah saja mau pakai kata kasih atau cinta.Dalam kasih atau cinta ada suatu unsur yang dinamakan loyality atau kesetiaan.
Orang yang cinta pasti setia. Nah pertanyaannya kita harus setia sama siapa? Dalam perjanjian lama diceritakan ada begitu banyak "Allah" ada baal,dagon, asitoret dll.
Tentu ini bukan Allah yang benar, karena itu adalah sesembahannya orang yang tidak percaya pada Allah yang benar, yaitu Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub.
Bukan tanpa alasan perjanjian lama mengulang-ngulang kalimat,"Allah Abraham, Ishak dan Yakub."Dalam hal ini agar bangsa Israel tahu bahwa hanya Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub lah satu-satunya Allah yang benar.Artinya kita harus mengasihi Allah yang itu saja, setia sama Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub bukan yang lain.
Nah yang sama dengan itu, sama dengan mengasihi Allah yang benar, kita juga harus mengasihi sesama, bukan sebagian.Jadi tidak pandang dia suku apa, agama apa, warna kulitnya apa, semua harus dikasihi seperti kita mengasihi diri sendiri.
Kalau tidak seperti itu maka cacat cintanya. Karena tidak sesuai dengan hukum yang terutama. Kenapa harus demikian? Karena kasih itu bukan untuk disimpan sendiri, atau dinikmati secara eksklusive antara manusia dengan penciptanya, tapi untuk dibagikan juga pada orang lain.
Yang perlu diperhatikan adalah cinta atau kasih itu membutuhkan respon dari yang dicintai. Cinta membuat orang hidup jika cintanya berbalas. Cinta yang ideal itu cinta yang bersatu.Alkitab versi Syria Kuno,menerjemahkan sepenggal ayat Alkitab dengan menarik.
Pada Yohanes 3:16 tertulis,"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." kasih atau cinta dalam ayat ini memakai kata Chav.
Sementara dalam Yohanes 21:20 yang berbunyi,"Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau? Kata cinta atau kasih disini memakai kata Racham.
Kok beda ya padahal kan sama-sama memakai kata kasih.Kalau bahasa yunaninya sama-sama pakai kata agape.Dalam bahasa inggrispun sama-sama pakai kata love.Tapi bahasa Syria Kuno ini memotret dua kejadian di atas dengan menarik.Inilah cinta dari sisi lain.Ada Chav ada Racham.
Apa artinya? Chav memiliki arti Cinta yang belum tentu diresponi (Yohanes 3:16) sedangkan Racham memiliki arti Cinta yang sudah terjadi atau cinta yang saling mengasihi, cintanya diresponi (Yohanes 21:20)
Jadi disinilah bedanya Chav dan Racham.Kalau Chav adalah cinta yang belum tentu diresponi, tapi kalau racham sudah terjadi saling mengasihi.Sudah terjadi respon. Dan suatu cinta yang sempurna itu adalah Racham bukan Chav.
Tuhan pasti bermaksud cintanya menjadi racham bukan chav.Tuhan tentu ingin cintanya berbalas, Tuhan tentu ingin kita semua menerima cintanya. Bukan mengabaikan cintanya Tuhan. Oleh karena itu, anugerah keselamatan dalam iman kristen, bukan hanya tentang masuk surga, tapi juga tentang manusia yang meresponi cintanya Tuhan.
Manusia yang menolak cintanya Tuhan tidak akan selamat. Jadi keselamatan itu Tuhan cinta manusia, manusia cinta Tuhan, dan manusia cinta sesamanya. Jadi sebenarnya keselamatan itu adalah kisah cinta.
Kisah cinta yang maha tinggi dengan manusia.Makanya kita harus tahu diri, kita yang tadinya debu dijadikan anak-anak Allah, bahkan setelah berdosa kita ditebus.Jangan sampai Tuhan bilang, "Aku sudah kasih semuanya tapi kok ditolak yah?"
Itu kenapa malaikat di sorga bersorak sorai jika ada orang yang membalas cintanya Tuhan. Tuhan itu tidak pilih kasih. Cintanya diberikan untuk semua orang, tapi yang jadi Racham tidak semua. Semoga tulisan ini ada gunanya dan mudah dimengerti.Tuhan memberkati.
Penikmat yang bukan pakar.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews