Presiden Joko Widodo menunjuk Letjen TNI Andika Perkasa menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang akan memasuki masa pensiun pada bulan Januari 2019.
Pelantikan akan dilakukan pada tanggal 22 November 2018 pukul 09.00 di Istana Negara Jakarta.
Letjen Andika Perkasa dilantik menjadi Pangkotrad pada Juli 2018 dan sekarang jabatan itu ditinggalkan untuk mengemban tugas baru, yaitu Kepala Staf Angkatan Darat.
Kariernya militernya bersinar dan melesat meninggalkan seniornya.
Andika Perkasa adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) Angkatan 1987. Ia "menyingkirkan" beberapa seniornya seperti Letjen Agus Surya Bakti yang merupakan angkatan 1984. Jabatan sekarang sebagai Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan yang beristerikan mantan artis, Bela Saphira.
Senior berikutnya yaitu Letjen TNI Doni Monardo yang merupakan Sekjen Dewan Ketahanan Nasional dan lulusan Akmil angkatan 1985. Jenderal Doni Monardo pernah menjadi Pangdam Siliwangi.
Selain itu ada pula Wakil KSAD Letjen TNI Tatang Sulaiman yang merupakan lulusan Akmil angkatan 1986.
Apakah karier militer Andika Perkasa yang melesat dan menyingkirkan seniornya berkat kedekatannya dengan Istana? Bisa jadi!
Akan tetapi jauh sebelum Joko Widodo menjadi Presiden RI, karier Andika Perkasa juga sudah melesat dan selalu bersinar.
Berpindah dari jabatan satu kejabatan lainnya dan itu hanya dalam hitungan bulan sudah menjadi hal biasa.
Ia mengawali karier militer sebagai Komandan Peleton Grup 2/Para Komando di Kandang menjangan Kartasura. Pernah juga menduduki Komandan Tim 3, Sat Gultor 81,Kopassus dan pangkatnya naik menjadi Kapten.
Dan kariernya semakin melesat setelah menjadi Komandan Paspampres dan Pangdam Tanjungpura.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews