Penangkapan anggota KST patut diapresiasi, diharapkan pemerintah dapat terus memburu anggota KST yang kerap menebarkan teror dan mengganggu pembangunan di Papua.
Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua memang kerap menghadirkan kekacauan, selain itu mereka juga kerap mengganggu aktivitas masyarakat dan bahkan menyebarkan teror. Masyarakat mengapresiasi berbagai upaya penegakan hukum yang dilakukan aparat keamanan, termasuk penangkapan gembong KST di Nduga-Papua.
Satgas Operasi nemangkawi menangkap satu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata Yakuhimo, Yentinus Kogoya di Jalur Paradiso, Kota Dekal, Yakuhimo, Papua pada Selasa 2 November 2021. Yentinus merupakan anak buah dari pimpinan KST wilayah Nduga, Egianus Kogoya dan pimpinan KKP Yakuhimo, Tendius Gwijangge.
Ahmad Mustofa Kamal selaku Humas Operasi di Polres Yakuhimo mengatakan, penangkapan tersebut berdasarkan laporan polisi di Polres Yakuhimo. Ahmad mengatakan penangkapan berawal ketika tim melakukan patroli di wilayah Dekai. Saat patrolim tim menerima laporan masyarakat bahwa salah satu anggota kelompok KST sedang berada di sekitar wilayah tersebut.
Setelah mendapatkan laporan dari masyarakat, tim Satgas Nemangkawi langsung bergerak dan melakukan penyisiran di sekutar pemukiman. Saat melakukan penelusuran, Yentinus terlihat sedang berboncengan motor dan hendak membeli bensin. Kala itu tim langsung menangkap dan membawanya ke ruang reskrim Polres Yakuhimo untuk diperiksa.
Ahmad mengatakan setelah diperiksa, Yentinus Kogoya yang merupakan anggota KST Nduga dan Yakuhimo dan telah berada di Kota Dekai, Kabupaten Yakuhimo, Papua selama 4 tahun dan bekerja di tambang. Di KST, Yentinus berperan sebagai penerjemah, penghubung dan memegang media sosial.
Selain itu Yentinus juga pernah terlibat dalam acara bakar batu di Kali Braza yang dihadiri oleh kelompok KST Yakuhimo pimpinan Tendius Gwijangge. Dalam penangkapan tersebut, Satgas Nemangkawi berhasil menyita barang bukti yaitu beberapa butir peluru dan beberapa kartu identitas.
Pada Oktober 2021 lalu, kontak senjata terjadi antara aparat dengan KST di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Kontak senjata tersebut tidak hanya melukai prajurit TNI, serpihan peluru juga mengenai dua orang anak, satu di antaranya meninggal dunia.
Kombes AM Kamal selaku Kabid Humas Polda Papua melalui keterangan tertulisnya mengatakan, pada saat terjadinya kontak tembak, dua anak sedang bersama dengan orang tuanya yang tengah beraktivitas di sekitar rumah, sehingga menjadi sasaran kelompok separatis tersebut.
Anak tersebut terlambat mendapatkan penanganan medis karena saat kejadian, tidak ada tenaga medis yang ada di lokasi. Melihat kejadian tersebut, keluarga korban hendak membawa kedua putranya ke Puskesmas namun tidak adanya tenaga medis di puskesmas membuat keluarga membawa kembali anaknya ke rumah dan pada malam harinya keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sugapa.
Selain itu kontak senjata terjadi pada hari Jumat 29 Oktober 2021. Kontak senjata tersebut terjadi di Bandar Udara Bilogai Sugapa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani, mengatakan bahwa di tempat tersebut ada kontak senjata, KST juga membakar ambulans yang ada di sana. Menurutnya, KST berusaha membuat kacau situasi keamanan di Sugapa setelah beberapa hari terakhir kerap terjadi kontak senjata.
Tak hanya membakar ambulans, KST juta telah membakar satu mobil tanki air, satu rumah dan satu gedung. Setelah itu KST melakukan aksi penembakan ke Pos Satgas 521 dan personel BKO Brimob yang bertempat di Perumahan Sekretaris Daerah Kabupaten Intan Jaya.
Rentetan kekacauan ini disayangkan oleh Danrem 173/PVB Brigjen Taufan Gestoro, sebab sudah setahun terakhir kondisi di Intan Jaya cukup kondusif. Insiden tersebut tentu saja membuat aparat keamanan TNI-Polri semakin memperketat penjagaan dan meningkatkan kewaspadaan akan kemungkinan serangan susulan dari KST.
Dengan adanya kekejaman yang sudah jelas melanggar HAM, tentu saja negara wajib hadir dengan tujuan yang jelas, yakni melindungi warga Papua agar bisa menjalani kehidupan dengan normal, tanpa dibayang-bayangi teror dan ketakutan. Ketika Papua kembali damai dan kondusif tanpa konflik yang melibatkan senjata api, pemerintah bisa dengan tenang melanjutkan pembangunan di Bumi Cenderawasih
Memerangi dan membebaskan Papua dari beragam teror dan kejahatan kemanusia oleh KST merupakan wujud nyata bagi negara untuk melindungi hak dasar masyarakat Papua.
Penangkapan anggota KST patut diapresiasi, diharapkan pemerintah dapat terus memburu anggota KST yang kerap menebarkan teror dan mengganggu pembangunan di Papua.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews