Demikian pula dari kalangan universitas negeri, yang memang banyak dosen dan pendidik terindikasi kaum radikal.
Sinyalemen membuat Akhlak, mendirikan masjid di rest Area dengan label Mandiri Syariah, semakin menunjukkan BUMN sebagai sarang teroris dan kelompok radikal bukan isapan jempol. Setelah teroris di Krakatau Steel, di Makassar, dan kini Sutikno teroris anggota Jamaah Islamiyah ditangkap.
Tak tanggung-tanggung, Sutikno adalah aktivis yang sangat giat di Kimia Farma Pologadung. Dia menduduki posisi strategis. Yang melakukan banyak penggalangan kegiatan untuk karyawan. Sinyalemen paling parah adalah dia bisa saja memengaruhi penggunaan uang BUMN untuk kegiatan CSR.
Kasus di 2014 lalu terkait Pertamina yang menggelontorkan uang ke Sukabumi untuk kegiatan orang PKS atau eks PKS bernilai pululhan miliar menguap. Tak tersentuh. BUMN yang dikuasai oleh para kaum radikal, seperti ketika PLN juga menyaratkan beasiswa hanya untuk yang beragama Islam. Makin edan. Semoga PLN merivisi aturan sectarian yang menunjukkan kekuasaan kaum khilafah di PLN.
Erick Thohir, jika ingin maju menjadi calon presiden di 2024 tidak perlu mendukung kaum radikal teroris. Babat. Erick Thohir harus berani melepaskan diri dan tegas terhadap teroris di BUMN. Kaum radikal yang selalu melawan harus disikat habis.
ET tidak perlu tergiur melihat betapa kaum radikal seperti Novel Baswedan, mendapat dukungan Tempo. ICW. Bahkan Komnas HAM. ET tidak usah memeluk kaum khilafah di BUMN. ET bukan orang sekelas Prabowo Subianto yang memiliki kemampuan maneuver sekelas Jenderal. Tentara.
ET meskipun bejibun duit, jika memeluk kaum radikal akan dilibas habis – baik oleh kaum nasionalis maupun kaum militer, dan kaum radikalis intoleran. ET hanya akan dikibuli mereka. Janji kaum radikal membikin Akhlak, hanya kibulan para radikalis di BUMN. Kini Adhi Karya, Waskita, dll. masih juga memasang poster: Utamakan Sholat dan Keselamatan Kerja. Tidak ada K3 dengan slogan keblinger seperti itu kecuali di BUMN milik ET.
ET juga tidak perlu melirik di Kementerian Kominfo, atau Kemendikbud yang juga tidak bebas dari kaum radikal. Bedanya, di kedua lembaga ini belum ditangkap terorisnya. Cepat atau lambat berdasarkan informasi PPATK, dan intitusi keuangan, Intelijen akan menangkap. Aliran dana dari berbagai lembaga akan dibuka dan ditelisik.
Plus, sinyalemen organisasi teroris FPI yang mendapat banyak dukungan dari kalangan BUMN juga menjadi perhatian serius. Sekaligus pintu empuk untuk mengobrak-abrik teroris di BUMN. Ditambah lagi dari daftar kebijakan mengundang penceramah dan khotib di BUMN juga pintu empuk menangkap teroris di BUMN. Erick harus bekerja sama dengan BNPT dan intelijen serta BIN untuk menghancurkan mereka. Sebelum ET dihancurkan oleh teroris dan kaum radikal.
Demikian pula dari kalangan universitas negeri, yang memang banyak dosen dan pendidik terindikasi kaum radikal. Misalnya bukan hanya mahasiswa UIN Jakarta yang ditangkap karena terlibat teroris beberapa tahun lalu, juga Abdul Basith teroris dari universitas induk HTI yakni IPB Bogor.
Erick Thohir harus segera berbenah. Bersihkan BUMN dari kaum teroris. Kalau tidak, ET akan menjadi kuda tunggangan kaum radikal yang kontra produktif untuk menduung masa depan politik ET sebagai calon presiden RI.
Ninoy Karundeng
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews