Komunisme dan Hizbut Tahrir merupakan 2 hal yang sama bahayanya bagi keutuhan NKRI. Kita semua tahu bahwa komunisme telah menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia, sedangkan Hizbut Tahrir telah dibubarkan oleh pemerintah karena ideologi ormas tersebut bertentangan dengan Pancasila.
Ketua Umum Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT) Syifa Fauzia mengatakan kita harus mewaspadai kebangkita PKI di Indonesia. PKI memang dilarang di Indonesia, namun ideologi komunisme bisa jadi masih mulai muncul berada di tengah-tengah masyarakat.
Secara tegas ia mengatakan bahwa PKI tidak hanya ancaman bagi umat Islam, namun bagi bangsa Indonesia. Bahkan pada tahun PKI bangkit, para kiai dan ulama adalah target dari keberingasan PKI.
Bulan Mei lalu, narasi terkati PKI memang menjadi perbincangan Ismail Fahmi selaku pendiri Drone Emprit dan Media Kernels menganalisis bagaimana narasi PKI diramaikan di bulan Mei dan siapa saja yang meramaikannya di media sosial. Menurut Fahmi percakapan soal PKI telah naik secara signifikan pada 23 Mei 2020 dengan total 32 ribu cuitan.
Fahmi mengakui bahwa pemberitaan di media online tentang hari kebangkitan PKI tidak banyak muncul. Beberapa artikel soal PKI ramai dibahas di blog. Sementara sisanya, topik PKI di media online lebih banyak membahas soal hoax surat Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang anti terhadap rapid test corona dan modus PKI.
Persoalan yang menyangkut gerakan PKI bukan hanya permusuhan antara umat Islam dengan PKI. Gerakan separatis tersebut telah berupaya mengkudeta negara dengan mengganti ideologi pancasila dengan komunisme.
Jika komunisme merupakan ideologi anti-agama, maka mereka bukan hanya anti-islam, tetapi juga menolak semua agama. Sehingga sudah semestinya masyarakat bersatu dan bahu-membahu menyelamatkan Pancasila.
Sementara itu, kelompok yang bertentangan dengan ideologi pancasila selain PKI adalah kelompok Hizbut Tahrir Indonesia.
Indonesia kembali heboh dengan munculnya surat edaran Pemprov Jawa Barat yang mencantumkan nama organisasi HTI dalam upaya penanggulangan covid-19.
Dalam surat yang dikeluarkan pada 6 April 2020 tersebut. Dalam lampirannya tertulis Pimpinan/Ketua DPD HTI Jawa Barat sebagai salah satu penerima surat tersebut bersama pimpinan organisasi lainnya.
Meskipun HTI sudah dibubarkan, namun pola-polanya masih terlihat hingga saat ini. HTI telah terbukti bertentangan dengan cita-cita pendiri bangsa, HTI mewajibkan didirikannya negara Islam, memobilisasi massa dan senantiasa mengatakan apa yang dilakukannya adalah gerakan dakwah Islam.
Hal ini menjadi bukti bahwa gerakan dakwah HTI pasca dibubarkan oleh pemerintah masih tetap eksis, baik melalui kegiatan luring maupun virtual melalui jejaring sosial media dan youtube.
Ahli sosiologi UMY Dr Zuly Qodir Msi pernah mengatakan bahwa HTI merupakan sebuah partai politik yang anti pancasila dan mengharamkan pemilu.
Zuly menekankan Pancasila sejalan dengan ajaran agama Islam serta Piagam Madinyah yang disusun Nabi Muhammad SAW. Ia mengatakan Pancasila tidak pernah mengajarkan seorang Muslim untuk shalat, puasa, naik haji dan lain sebagainya, namun sila pertama Pancasila menjadi bukti bahwa pancasila sangat menghormati orang-orang yang menjalankan ibadah shalat, puasa, haji dan lain sebagainya.
Ia juga menambahkan, Pancasila pada sila kelima juga menyatakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang sejalan dengan ajaran agama Islam bahwa tidak boleh ada monopoli kekayaan, sehingga umat Islam diwajibkan untuk membayar zakat dan shodaqoh.
Sementara di banyak kesempatan, HTI mengharamkan Pancasila dan UUD 45 sebagai ideologi negara. Bahkan, organisasi ini sampai pada taraf menyebut negara ini sebagai negara thagut lantaran tidak berhukum dengan hukum Allah, dan oleh karenanya tidak mau mengakui pemerintahan Indonesia.
Sikap HTI jelas menentang sikap kebangsaan seluruh pendiri bangsa, termasuk para ulama di dalamnya. Peran ulama dalam merebut kemerdekaan ini tak terbantahkan, dan dapat dibuktikan dengan fakta banyaknya para ulama, terutama dari kalangan NU dan Muhammadiyah.
Sedangkan aktifitas yang dilakukan HTI dinilai telah menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat serta membahayakan keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara.
PKI dan HTI telah menjadi ancaman bagi keutuhan NKRI, pergerakan keduanya harus diwaspadai agar nilai Pancasila sebagai ideologi negara tetap terjaga.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews