Selama ini rakyat sudah dibodoh-bodohi oleh sebagian elite politik. Negeri yang kaya-raya, buminya memiliki kolam susu, lautan penuh aneka kekayaan laut, punya sumber daya alam yang kaya, dll.
Lumbung bisa penuh tikus ya karena tak diurus dengan baik. Mula-mula seekor tikus, dibiarkan tak diurus dan dijaga. Lalu menjadi dua ekor tikus. Dibiarkan lagi. Tambah menjadi 3 ekor. Ketika ada rakyat yang gerah lalu berteriak bakar lumbungnya biar tikusnya kabur atau mati. Ada yang bilang jangan bakar lumbungnya, tangkap saja tikusnya. Karena yang salah tikusnya kok lumbung yang dibakar.
Sekarang tikusnya ditangkap, lalu ada yang meminta tikus-tikus itu harus dibebaskan.
Negeri hukum ini menjadi terpuruk seperti bukan negeri hukum. Orang-orang memaki polisi lalu dengan mudah bisa meminta maaf dan berdamai hanya dengan sehelai meterai.
Orang-orang mengatasnamakan agama dan massa boleh teriak-teriak, bentak-bentak, mendesak pemerintah agar pemerintah mengabulkan kehendak mereka.
Bangsa ini sungguh baik, ramah dan EXCUSED, bukan? Semua bisa dimaafkan, dibiarkan, bahkan sampai berlarut-larut.
Padahal kata Bang Rhoma Irama: begadang jangan begadang....
Ingat, beberapa tahun silam, sekitar tahun 2000, 20 tahun yang silam, seorang anggota Banser asal Mojokerto, Almarhum RIANTO, memeluk bom lari keluar dari sebuah gereja untuk menyelamatkan para umat di gereja. Anggota banser itu korbankan dirinya dan nyawanya!!
Di Bali, bom meledak. Banyak korban yang tidak berdosa bergelimpangan. Banyak wanita menjadi janda. Banyak anak-anak menjadi yatim piatu.
Jauh sebelumnya, Candi Borobudur, peninggalan sejarah, dibom.
Negara memang harus hadir. Negara memang tak boleh kalah.
Buat apa kita punya agama, punya guru agama, tokoh agama, jenderal, menteri, pakar hukum, apabila hal-hal semacam itu dibiarkan terus menerus?
Perlu ada kesadaran dan keinsyafan kolektif. Bahwa ini negeri Pancasila yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semua hukum bersumber dari Pancasila. Oleh karena itu, semua insan yang bernafas di atas muka bumi Pancasila ini wajib mempraktikkan nilai-nilai luhur Pancasila. Yang tidak sesuai Pancasila silakan keluar dari group ...eeh...dari negeri ini.
NEGARA HARUS SELALU HADIR. NEGARA TAK BOLEH KALAH. DAN RAKYAT HARUS PINTER DAN BIJAK. JANGAN SUDAH BODOH MASIH BISA DIBODOH-BODOHI.
Selama ini rakyat sudah dibodoh-bodohi oleh sebagian elite politik. Negeri yang kaya-raya, buminya memiliki kolam susu, lautan penuh aneka kekayaan laut, punya sumber daya alam yang kaya, tambang emas, tambang batu bara, tambang..., perkebunan sawit jutaan hektar, tapi sebagian besar rakyatnya hidup miskin melarat. Coba tengok di Papua sana!!
Bagaimana jika tidak ada JOKOWI?? Papua jadi apa? Sudah miskin melarat, mau beli bensin pun mahalnya minta ampun, mau beli semen mahalnya ampun.
Rakyat dibodohi oleh para koruptor.
Rakyat dibodohi pakai agama.
Terus ....?? Kalian bisa teruskan lagi tulisanku ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews