Pembangunan di Papua dan Papua Barat sangat disyukuri oleh rakyat di Bumi Cendrawasih karena mereka bisa memanfaatkannya untuk berolahraga, menambah nilai ekonomi, dan meningkatkan sektor pariwisata.
Masyarakat merespons positif pembangunan infrastruktur di Papua. Keberadaan berbagai infrastruktur tersebut merupakan berkah bagi rakyat Papua karena memudahkan aktivitas dan mendorong kemajuan wilayah.
Apa yang Anda ingat tentang Papua? Selain dikenal dengan suku dani, noken, rumah adat honai, dan masyarakat tradisionalnya, saat ini Bumi Cendrawasih juga dikenal dengan Jalan Trans Papua. Sejak beberapa tahun lalu memang pembangunan di Papua makin dipercepat, terutama pada infrastrukturnya. Muncullah bangunan-bangunan besar seperti Jembatan Youtefa dan Bandara Internasional Sentani.
Masyarakat di Bumi Cendrawasih merespon positif mengenai pesatnya pembangunan infrastruktur di daerahnya. Pertama, mereka senang karena di sana tidak lagi identik dengan keterbelakangan, karena modernitas terus ditingkatkan demi kemajuan Papua. Sedihnya memang dahulu ada saja yang mengira bahwa di Papua hanya ada pegunungan dan hutan perawan padahal modernitasnya begitu pesat.
Image tentang Papua langsung berubah ketika Pekan Olah Raga (PON) XX dilaksanakan di sana. Dalam perlombaan level nasional yang diselenggarakan tahun lalu, diperlihatkan banyak venue yang representatif dan modern, mulai dari kolam renang hingga track balapan. Di Stadion Papua Bangkit (stadion Lukas Enembe) juga jadi perhatian karena menjadi tempat pembukaan PON XX.
Masyarakat di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia, melihat stadion Papua Bangkit begitu megahnya dan menjadi yang paling besar se-Indonesia Timur. Uniknya, di stadion ini didesain dengan arsitektur khas Indonesia, dengan penambahan ornamen ukiran tradisional Papua. Dengan ornamen tersebut maka diperlihatkan ciri khas Papua dalam stadion yang menjadi kebanggaan rakyatnya.
Kedua, dengan banyaknya infrastruktur yang dibangun tentu yang diuntungkan adalah masyarakat. Misalnya di dalam Stadion Papua Bangkit, pasca PON XX masih bisa digunakan, misalnya untuk pertandingan sepakbola (Persipura Jayapura), atletik, atau cabang olahraga lain yang bisa diselenggarakan di dalamnya. Para penonton tak lagi berdesakan di Stadion Mandala, tetapi bisa menyaksikan tim kesayangannya di Stadion Papua Bangkit.
Jika ada Stadion Papua Bangkit maka juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Papua untuk berolahraga, misalnya di minggu pagi. Mereka bisa jogging tau sekadar jalan santai untuk mencari keringat dan menjadi makin bugar. Stadion itu tak hanya jadi pajangan tetapi sangat bermanfaat untuk kemaslahatan warga Papua.
Ketika ada banyak yang jogging di seputaran Stadion Papua Bangkit maka bisa meningkatkan nilai ekonomi masyarakat sekitarnya. Mereka bisa berjualan air mineral, es teh, atau roti dan makanan lain, sehingga warga yang habis olahraga bisa langsung beristirahat sambil makan pagi. Dengan pembangunan infrastruktur ini maka memiliki banyak manfaat, tak hanya di bidang olahraga.
Sedangkan yang ketiga, sebuah bangunan hasil proyek infrastruktur juga bisa dijadikan objek wisata, misalnya di Jembatan Youtefa. Jembatan yang gagah dan berwarna merah ini diminati oleh banyak wisatawan lokal dan mancanegara. Sehingga pendapatan dari pemda Papua akan meningkat karena sektor pariwisatanya juga meningkat.
Pemerintah memang berniat membangun Papua melalui infrastrukturnya dan semua proyek ini demi kehidupan masyarakat yang lebih baik. Warga sipil di Bumi Cendrawasih juga berterima kasih karena mereka sangat diperhatikan oleh pemerintah, terutama di era Presiden Jokowi.
Maraknya pembangunan di Papua dan Papua Barat sangat disyukuri oleh rakyat di Bumi Cendrawasih karena mereka bisa memanfaatkannya untuk berolahraga, menambah nilai ekonomi, dan meningkatkan sektor pariwisata. Hal ini membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur bermanfaat untuk masyarakat Papua, bukan sekadar ajang pamer.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews