Permainan licik saat karantina yang dilakukan oleh oknum nakal harus dilibas habis.
Kebijakan karantina setelah bepergian dari luar negeri wajib ditaati semua pihak. Masyarakat mendukung tindakan tegas Pemerintah terhadap permainan karantina yang merupakan langkah skrining awal mencegah Covid-19.
Ketika virus Covid-19 varian Omicron sudah masuk ke Indonesia, maka terjadi lagi pengetatan di pintu masuk negeri, terutama di bandara. Seluruh orang yang baru datang dari luar negeri harus mau dikarantina agar terpantau, mereka positif Corona (terutama varian Omicron) atau tidak. Karantina tidak bisa diganti dengan isolasi mandiri di rumah masing-masing karena bisa jadi mereka tidak disiplin.
Akan tetapi muncul aroma permainan kotor karantina yang membuat Presiden Jokowi bersikap tegas. Beliau menegaskan, jangan sampai ada permainan dan harus dicegah saat ini juga. Dalam artian, jangan sampai karantina jadi ajang kecurangan dan kongkalingkong, atau saling kabur, sehingga bisa menaikkan kasus Corona (terutama varian Omicron) di Indonesia.
Permainan kotor yang dilakukan oleh oknum mulai terkuak ketika ada salah satu selebgram berinisial R yang ternyata tidak dikarantina, dan setelah tertangkap ia mengaku menyogok salah satu penjaga di sana. Tentu saja R melanggar UU Kekarantinaan dan didenda jutaan rupiah, serta terancam hukuman kurungan. Sebegai selebgram ia juga mendapat hukuman sosial berupa cemoohan dari banyak orang.
Kasus ini terus diselidiki agar jangan sampai ada yang terinspirasi dan juga menyiapkan uang sogokan. Permainan ini benar-benar kotor karena oknum mudah tergoda kilauan cuan lalu lupa berdisiplin dalam menunaikan tugasnya.
Sementara itu, ada juga modus lain untuk kabur dari karantina. Ada seseorang yang dites Corona saat karantina dan hasilnya positif, tetapi ia meminta tes pembanding, dan hasilnya negatif. Ia dengan liciknya menunjukkan hasil tes negatif lalu dibolehkan pulang. Akan tetapi hasil tes selanjutnya ternyata positif. Sehingga untuk mencegah hal ini terjadi lagi, tes harus dilakukan minimal 3 kali saat karantina.
Permainan kotor saat karantina harus diberangus karena sangat merugikan. Pertama, hal ini bisa menaikkan kasus Corona di Indonesia, terutama varian Omicron. Penyebabnya karena mayoritas pasien Omicron dari transmisi luar negeri. Mereka yang baru datang dari luar negeri jangan menyepelekan, karena varian virus ini tak hanya ada di Afrika dan sekitarnya, tetapi sudah di seluruh dunia.
Karantina wajib dilakukan karena bisa menekan kasus Corona di negeri ini dan seharusnya mereka yang baru datang dari luar negeri sadar bahwa mereka malah terselamatkan. Penyebabnya karena jika hanya isolasi mandiri lalu terkena Corona varian Omicron, tidak ada anosmia alias kehilangan fungsi penciuman. Mereka mengira sehat padahal sakit dan jangan sampai berujung kematian, apalagi jika belum vaksin lengkap.
Selain itu, para oknum yang memainkan karantina harus benar-benar diberi tindakan tegas, jika perlu mereka diberi hukuman keras sampai kehilangan posisinya. Ini bukanlah sebuah kekejaman, melainkan shock therapy agar tidak ada yang meniru tindakan jeleknya. Jangan sampai 1 kesalahan membuat efek domino negatif.
Saat semua orang tertib karantina maka mereka jadi penyelamat karena mencegah terjadinya serangan Corona gelombang ketiga di Indonesia. Jangan sampai gara-gara ada serangan lagi maka ada lonjakan kasus dan malah pintu keluar dan masuk Indonesia ditutup total, dan sungguh merugikan terutama di bidang ekonomi dan pariwisata.
Permainan licik saat karantina yang dilakukan oleh oknum nakal harus dilibas habis. Jangan sampai gara-gara 1 kecurangan, jumlah pasien Corona di negeri ini jadi naik lagi. Petugas harus kukuh dan tidak mudah tergoda sogokan jika ada yang mau kabur, karena jika menerimanya mereka sama saja mementingkan diri sendiri tapi merugikan Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews