Target yang ingin dicapai tim Indonesia Putra dan Putri dalam keikutsertaan mereka pada Olimpiade Catur ke-44 ini memang hanya memperbaiki peringkat
Berakhir sudah Olimpiade Catur ke-44 di Chennai, India. Tim Putra Indonesia sukses menempati peringkat ke-34 dari tim 186 peserta setelah di babak ke-11 menundukkan tim Bangladesh 2½-1½.
Peringkat akhir tim Indonesia ini lebih baik dibandingkan Olimpiade catur edisi sebelumnya yang berada pada peringkat ke-57 dari 185 tim peserta.
Pada bagian Putri Irene dan kawan-kawan juga berhasil melewati target yang dibebankan meskipun pada babak terakhir kalah 1½-2½ dari Jerman.
Tim Putri Indonesia yang diunggulkan di peringkat ke-32 ini menduduki posisi ke-24 dari 162 negara dalam klasemen akhir.
Hasil ini melewati pencapaian Indonesia di Olimpiade Catur 2018 di Batumi, Georgia. Ketika itu tim Putri menempati peringkat ke-35 dari 150 tim peserta.
Target yang ingin dicapai tim Indonesia Putra dan Putri dalam keikutsertaan mereka pada Olimpiade Catur ke-44 ini memang hanya memperbaiki peringkat.
Sewaktu pelepasan mereka di Hotel Sotis Kemang, Percasi menjanjikan bakal memberikan bonus jika tim Putra bisa masuk 30 besar dan tim Putri 25 besar dan sepertinya hanya tim Putri yang bakal dapat bonus.
Tim Putra Indonesia berkekuatan 9 pecatur, yaitu GM Susanto Megaranto, GM Novendra Priasmoro, IM Yoseph Theolifus Taher, IM Mohamad Ervan dan FM Muhamad Agus Kurniawan
Sementara pada kategori Putri diwakili oleh WGM Irine Kharisma Sukandar, WGM Medina Warda Aulia, Fariha Mariroh dan WIM Dewi Ardhiani Anastasia Citra tanpa pemain cadangan.
Dalam gambar bawah pecatur nomor satu Indonesia GM Susanto Megaranto sedang berhadapan dengan pecatur nomor satu dunia GM Magnus Carlsen pada babak ke-9 yang dimenangkan oleh Carlsen.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews