Ada banyak hal yang bisa dipertanyakan kepada seorang lelaki di tengah malam yang tengah mengetuk-ngetuk sebuah benda persegi dengan kedua jempolnya.
Seorang lelaki duduk di kursi teras depan rumahnya sembari menggerakkan kedua jempolnya secara sinergi. Menekan-nekan, mengetuk-ngetuk sebuah benda berbentuk persegi yang memancarkan sinar di salah satu permukaannya.
Apa yang dilakukannya pada malam yang dingin di tengah rintik hujan bulan Juli. Mengapa ia tidak tidur saja sama seperti orang-orang yang sudah lebih dulu nyenyak di ranjang empuknya. Sebegitu pentingkah yang dilakukannya, sampai tak peduli malam melarut menyibak hari menuju pagi. Atau mungkin ia tak peduli penting atau tidak apa yang dilakukannya atau ia tak membutuhkan alasan untuk melakukan apa saja. Apakah ia sedang menorehkan sesuatu tentang apa yang dirasakan hari itu.
Mencatat jurnal kebahagiaan di hari itu misalnya, atau menyusun huruf merangkai kata apa saja asalkan jari jemarinya lemas dan tidak kaku setelah lama tak pernah dimainkan. Atau ia sedang bercengkerama bersama teman di dunia lain setelah dipinjami alat canggih oleh Doraemon.
Bisa juga ia melakukan itu karena ia bebas melakukannya di tengah malam tanpa gangguan. Bisa jadi karena waktu terbaiknya hanyalah malam yang sunyi.
Seharusnya kalau ia sudah beristri akan ada yang menegurnya untuk segera tidur atau berbagi kenikmatan. Kalau ia jomblo dan belum menikah lain soal. Karena jomblo terbiasa hidup tanpa rencana. Apalagi jika kebetulan besuknya bekerja dari rumah karena aturan perusahaan sebagai protokol kesehatan di tengah pandemi. Lebih pas lagi kalau ia seorang pengangguran.
Hidup bebas dan senang walau tak punya uang. Kalau begitu kira-kira apa yang sedang berkecamuk di pikiran dan hatinya. Khawatirkah tentang masa depan sehingga rasa kantuk tak mampu merayunya agar lekas meraih bantal. Barangkali ia memiliki obsesi yang belum terwujud dan sedang dikejar.
Ada banyak hal yang bisa dipertanyakan kepada seorang lelaki di tengah malam yang tengah mengetuk-ngetuk sebuah benda persegi dengan kedua jempolnya. Tetapi nampaknya semua itu akan menjadi cerita yang selalu sunyi apalagi bila dituntut dengan ekspektasi sedemikian tinggi. Karena yang dibutuhkannya hanyalah lepas dari belenggu ide yang tak kunjung muncul di tulisannya.
Depok, 6 Juli 2020 00:25 AM
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews