Mereka ini para munafik sesungguhnya. Mempermainkan dukungan tulus dari rakyat, mencuri uang mereka. Lalu menyombongkannya. Setelah itu, mereka akan kembali ribut, reseh, dan saling menikam.
Kenapa saya tidak pernah tertarik menuliskan tentang segala hal yang namanya balapan. Baik itu Moto GP di Mandalika maupun yang baru hari ini berlalu Formula E di Ancol.
Saya bahkan tidak tertarik dengan apapun kontroversinya. Karena bagi saya, apa pun jenis balapannya sudah bermakna kontroversi. Ia tidak seharusnya menggunakan uang negara.
Di luar saya memang gagal paham. Saya menganggap gak ada hal penting, sungguh gak punya manfaat langsung untuk rakyat. Blas sama sekali tidak berempati bagi jutaan rakyat yang masih berusaha bangkit pasca-Pandemi.
Bagi saya siapa pun mereka yang ada di belakangnya. Adalah Machiavelli baru di abad modern. Memberi harapan rakyat yang resah, gelisah, dan susah dengan permainan berharga mahal. Biar mereka seolah tampak terhibur, pansos sesaat ikut naik kelas.
Para Machiavellian, yang tidak bekerja sendirian tapi malah keroyokan.....
Lihatlah foto ini. Inilah output dari peristiwa "yang dianggap penting hari Ini". Kita ini ditipu, dan seterusnya juga akan begitu. Mereka tak pernah merasakan susah payah kita membela dan berdebat. Sementara mereka bersindikat atas "nama baik bangsa" yang sesaat, tak seberapa, tapi dengan biaya mahal.
Mereka ini para munafik sesungguhnya. Mempermainkan dukungan tulus dari rakyat, mencuri uang mereka. Lalu menyombongkannya. Setelah itu, mereka akan kembali ribut, reseh, dan saling menikam. Kembali mengajak rakyat dalam melodrama haru biru mereka.
Kelak, sejarah akan mencatat. Yang kita bela dan yang kita kecam sesungguhnya sama brengseknya.
Ayo para supporter belalah jungjunganmu. Kami siap melawanmu!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews