Terminal Terboyo terletak di kawasan Genuk, Semarang Timur, Jawa Tengah. Lokasinya strategis karena berada di jalur utama Pantura (Pantai Utara Jawa), yang menjadikannya simpul penting transportasi antar kota antar provinsi (AKAP), antar kota dalam provinsi (AKDP), dan angkutan kota (angkot).
Terminal ini pernah menjadi salah satu terminal paling sibuk di Jawa Tengah, terutama pada era 1980-an hingga awal 2000-an. Ia melayani ratusan armada setiap hari dan menjadi denyut nadi perpindahan manusia dari Semarang ke berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa.
Sejarah dan Perkembangan
1. Dibangun pada Era Orde Baru
Terminal Terboyo mulai beroperasi secara penuh pada tahun 1983, menggantikan fungsi terminal-terminal kecil di pusat kota Semarang yang kala itu sudah tidak mampu menampung lonjakan arus penumpang dan kendaraan. Pemerintah Kota Semarang kala itu merencanakan terminal ini sebagai pusat transportasi terpadu, yang memisahkan zona pergerakan dalam kota dan luar kota.
2. Masa Kejayaan (1980-an – 2000-an)
Pada masa jayanya, Terminal Terboyo sangat ramai. Terminal ini menjadi tempat berangkat dan berhentinya bus-bus besar dari berbagai perusahaan otobus (PO) ternama seperti Rosalia Indah, Sinar Jaya, Safari Dharma Raya, dan lainnya. Tak hanya bus AKAP dan AKDP, terminal ini juga menjadi pusat angkot dan angkudes (angkutan pedesaan) dari wilayah Demak, Kudus, Jepara, hingga Grobogan.
Fasilitasnya tergolong lengkap untuk zamannya: ruang tunggu luas, kios makanan dan kebutuhan perjalanan, serta pos pengamanan yang aktif. Bahkan, banyak pengusaha kecil bergantung pada aktivitas ekonomi di sekitar terminal ini.
3. Mulai Menurun (2010-an)
Memasuki tahun 2010-an, kondisi Terminal Terboyo mulai memudar. Sejumlah faktor penyebabnya antara lain:
Perubahan trayek bus dan regulasi jalan tol: Banyak PO besar memilih langsung melewati jalan tol dan tidak lagi masuk ke dalam kota melalui Terminal Terboyo.
Tingginya pertumbuhan terminal bayangan di sisi timur dan barat kota Semarang.
Kondisi fasilitas yang mulai tidak terawat, seperti jalan rusak, minim penerangan, dan keamanan yang menurun.
Banjir rob yang kerap merendam sebagian kawasan terminal membuat operasional terganggu.
Terminal Terboyo Saat Ini
1. Alih Fungsi dan Revitalisasi
Pada pertengahan 2020-an, pemerintah mulai mengalihkan sebagian besar operasional AKAP dari Terminal Terboyo ke Terminal Mangkang di sisi barat Semarang. Terminal Mangkang kini menjadi terminal tipe A yang dikelola oleh pemerintah pusat, sementara Terboyo mulai difokuskan untuk trayek dalam kota dan regional.
Namun demikian, Terboyo tetap digunakan oleh sejumlah angkutan antarkota lokal seperti jurusan Demak, Purwodadi, dan Kudus. Kawasan ini juga menjadi titik transit angkutan Trans Semarang koridor 1 dan 2.
2. Tantangan Revitalisasi
Pemerintah Kota Semarang sebenarnya telah mencanangkan revitalisasi Terminal Terboyo sejak beberapa tahun terakhir. Beberapa rencana yang sempat digaungkan meliputi:
Konversi sebagian lahan menjadi pusat logistik dan distribusi.
Pemindahan aktivitas terminal ke area yang lebih tinggi untuk menghindari rob.
Pembangunan kawasan terpadu dengan konsep TOD (Transit Oriented Development).
Namun hingga 2025, revitalisasi tersebut berjalan lambat. Kawasan Terboyo masih tampak sepi dan kurang tertata, meskipun aktivitas angkot dan bus kecil masih berlangsung.
Nilai Historis dan Peran Sosial
Terminal Terboyo tidak hanya sekadar tempat naik-turun penumpang. Ia merupakan saksi bisu mobilitas ekonomi masyarakat pesisir utara Jawa. Banyak kenangan masyarakat terukir di sana—mulai dari perantauan, mudik, hingga kisah pedagang kecil yang menggantungkan hidup dari ramainya lalu lintas manusia.
Kini, meski redup, terminal ini tetap memiliki potensi sebagai ruang urban transisi, menunggu tangan dingin perencanaan kota untuk menjadikannya kembali berguna di era modern.
Penutup
Terminal Terboyo Semarang adalah simbol dari sebuah era dan tantangan zaman. Dari kejayaan sebagai pusat transportasi utama hingga meredup karena perubahan struktur transportasi nasional. Masa depan terminal ini tergantung pada keberhasilan pemerintah dalam menjadikannya bagian dari sistem transportasi kota yang efisien, aman, dan ramah lingkungan.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews