MURI mencatat pertandingan Irene vs Raffi sebagai pertandingan catur pertama yang digabung dengan drifting mobil. Playing Chess in a Drift Car!
Ini cuma hiburan yang memadukan olahraga otomotif dengan catur. Tidak ada yang salah karena tujuannya adalah untuk mempopulerkan kedua olahraga ini terutama untuk kalangan anak muda.
Jadi ceritanya, saat bertanding catur dengan IM Irene Kharisma Sukandar tadi sore, Raffi Ahmad menggunakan papan catur sementara Irene berada di dalam mobil yang dikendarai pembalap nasional Akbar Rais ngepot-ngepot di arena.
Irene bermain catur buta tanpa melihat langsung papan dan buah catur. Irene hanya menyebutkan kode langkah atau notasi untuk menggerakkan bidak catur dengan bantuan orang lain.
Irene yang memegang buah Putih memulai dengan langkah e4. Pecatur wanita nomor satu Indonesia ini tentu saja bukan lawan sepadan Raffi namun sebagai konsekuensinya, selain bermain catur buta, Irene juga harus menghadapi rasa pusing berada di dalam mobil yang dikendarai Akbar secara drifting tadi.
Setelah berlangsung lebih dari 15 menit, Irene pun menawarkan remis kepada Raffi. Idealnya memang pertandingan ini berlangsung 3 menit atau maximum 5 menit. Tawaran itu langsung disambut gembira Raffi yang sudah menyangka bakal kalah. Pertandingan hanya berlangsung dalam satu babak saja.
Hadiah sebanyak 100 juta rupiah untuk pemenang dan 20 juta rupiah untuk yang kalah kemudian dibagi dua.
Namun Raffi kemudian menyebut mengikhlaskan 60 juta rupiah untuk disumbangkan kepada mantan atlet catur.
Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatat pertandingan Irene vs Raffi sebagai pertandingan catur pertama yang digabung dengan drifting mobil. Playing Chess in a Drift Car!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews