Dengan gelar juara dunia yang diraihnya ini, Alice membuktikan bahwa gelar Chess Expert itu memang layak disandangnya.
Luar biasa Alice Lee. Pada penampilan pertamanya di pentas internasional, ia langsung meraih gelar juara dunia catur klasik U-10 di FIDE World Cadet Chess Championships 2019 yang berlangsung di Weifang, China, sejak 20 Agustus lalu.
Peraih gelar Chess Expert termuda di AS pada usia 8 tahun ini mencetak 10 poin dari 11 babak hasil dari sembilan kali menang dan dua kali remis tanpa pernah kalah.
Lee sebenarnya dibuntuti secara ketat oleh pecatur China WCM Yining Chen dengan poin sama namun Lee unggul dalam perhitungan tiebreak sehingga Chen harus puas menempati peringkat kedua.
Kunci sukses Alice Lee menjuarai turnamen ini dimulai saat ia menaklukkan unggulan pertama Rachael Li, rekan senegaranya, pada babak keenam. Lee kemudian mengambil alih pimpinan klasemen setelah menang dari pecatur Kazakhstan, Elnaz Kaliakhme, pada babak ke-8. Rachael sendiri berakhir di peringkat ketiga.
Saya sendiri sendiri tidak begitu terkejut dengan hasil yang didapat oleh Lee ini. Sejak ia meraih gelar Chess Expert termuda di AS pada usia 8 tahun dan memecahkan rekor Rachael Li lebih cepat beberapa hari saya sudah yakin bahwa Lee memang memiliki bakat catur yang istimewa.
Chess Expert adalah gelar yang diberikan Federasi Catur Amerika Serikat (USCF) kepada pecatur yang memiliki Elo rating USCF 2000 hingga 2199. Ini bukan gelar seumur hidup. Jika ratingnya turun di bawah 2000 ia bukan lagi Chess Expert.
Dengan gelar juara dunia yang diraihnya ini, Alice membuktikan bahwa gelar Chess Expert itu memang layak disandangnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews