Selama beberapa hari ke depan sampai dengan tanggal 28 Agustus, TPP KONI Pusat akan mengecek kesiapan berbagai sarana dan prasarana di Kota Kupang dan beberapa kabupaten lainnya di NTT.
Provinsi NTT bersama Provinsi NTB merupakan satu-satunya calon yang sudah mendaftar menjadi tuan rumah PON XXII Tahun 2028. Untuk memastikan kesiapan NTT jadi calon tuan rumah, Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat melakukan pengecekan dan verifikasi kesiapan NTT.
"Yang mencalonkan itu hanya NTT dan NTB. Ada beberapa Provinsi lain yang sebetulnya ingin mencalonkan diri, namun dengan lobi-lobi yang baik dari Wagub NTT sekaligus Ketua KONI NTT, sehingga mereka kemudian mendukung penuh pencalonan NTT bersama NTB," kata Mayjen (Purn) Suwarno, Ketua TPP yang juga adalah Wakil I Ketua Umum KONI Pusat saat menyampaikan arahannya pada Kegiatan Visitasi TPP Calon Tuan Rumah Pelaksana PON XII/2028 di ruang rapat Gubernur, Selasa (23/8).
Turut hadir pada kesempatan tersebut Wakil II Ketua Umum KONI Pusat, Mayjen (Purn) Soedarmo, Sekjen KONI Pusat, Tb Lukman Djajadikusuma, Wagub NTT sekaligus Ketua KONI NTT, Josef Nae Soi, Sekda NTT, Domu Warandoy, Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho, jajaran TPP KONI Pusat, Pengurus KONI NTT, Kadis Pemuda dan Olahraga NTT, Karo Administrasi Pimpinan dan undangan lainnya, Selasa (23/8).
Menurut Suwarno, Penetapan Tuan Rumah PON 2028 rencananya akan dilaksanakan pada 13 September 2022 bersamaan kegiatan Musyarah Olahraga Nasional (Musornas) di Jakarta.
"Kita berharap apa yang sudah dimiliki, venue, fasilitas akomodasi dan potensi-potensi yang lain termasuk fasilitas kesehatan sudah bisa memberikan gambaran kepada KONI-KONI daerah lain sehingga mereka menjadi yakin NTT dan NTB siap jadi tuan rumah PON tahun 2028,"kata Suwarno.
Lebih lanjut, Suwarno menjelaskan TPP datang ke NTT dan NTB dalam rentang waktu yang masih panjang agar kedua daerah ini dapat menyiapkan lebih lama berbagai hal termasuk menyiapkan kontingen atlet sesuai prosedur yang ditetapkan.
"Tim ini akan melihat di lapangan. Yang dari tulisan atau paparan kita sudah mendengar dan melihat, namun kita ingin mengecek di lapangan. Misalnya ini ada stadion, bagaimana keadaan stadion itu. Kolam renangnya bagaimana. Begitupun akomodasi, tidak hanya terkait hotel, mungkin ada wisma, fasilitas gereja, asrama haji atau fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan, yang penting sesuai standar yang telah ditetapkan. Kita ingin melihat kondisi NTT dalam rangka calonkan diri sebagai tuan rumah PON 2028 ," kata Suwarno.
Menurut mantan Ketua TPP PON Jawa Barat 2016 dan PON Papua 2020 tersebut,PON adalah pekerjaan yang sangat besar sehingga tidak mungkin dikerjakan oleh satu bagian, tapi harus kerja bersama. Semua yang di NTT harus terlibat, butuh koordinasi yang sangat baik antara satu bagian dengan bagian lainnya.
"Pada saat nanti terpilih dan diumumkan menjadi tuan rumah maka harus segera mengerjakan dan menyiapkan tiga tugas utama yakni pertama, masterplan sarana, prasarana dan infrastruktur dengan memprioritaskan renovasi venue yang sudah ada lebih dulu. Kedua menyiapkan dan susun panitia besar penyelenggara PON paling lambat setahun setelah ditetapkan jadi tuan rumah, yang juga akan susun masterplan kegiatan. Ketiga, menyiapkan kontingen dan masterplannya sejak dari sekarang," ujar Suwarno.
Terkait dengan jumlah cabang olahraga (cabor, red) yang akan dipertandingkan, Suwarno berharap agar cabor yang dipertandingkan di PON 2028 minimal 50 cabor.
"Saya sudah saksikan kesungguhan NTT dan NTB untuk jadi tuan rumah. Saya yakin hal ini bisa dikoordinasikan dengan baik. Mana yang potensi NTT, untuk NTT. Mana yang potensi NTB, ditempatkan di NTB. Tidak harus bagi rata, NTT dan NTB masing-masing 25 cabor. Tapi bagaimana pelaksanaan dari semua cabor dapat diwujudkan dengan baik. Saya lihat koordinasi dan komunikasi antara dua provinsi ini sudah berjalan dengan baik. Intinya semua harus disiapkan dari sekarang termasuk pengganggarannya," pungkas Suwarno.
Sementara itu , Wakil Gubernur NTT sekaligus Ketua KONI NTT, Josef Nae Soi (JNS) mengungkapkan, NTT sudah memiliki beberapa sarana prasarana olahraga yang sudah dipersiapkan. Dan kami akan mempersipakan berbagai hal ke depannya terkait ini.
"Kami bersyukur, kami didukung penuh oleh pemerintah pusat untuk pengembangan sarana prasarana. Pada saat runding awal tentang pembagian cabor dengan teman-teman dari NTB, kami bagi masing-masing 23 cabor. Namun kita akan menyesuaikan lagi sesuai arahan ketua TPP. Saya dukung kalau cabor yang dipertandingkan lebih dari 50 bahkan 60," kata Wagub JNS.
Lebih lanjut Wagub JNS mengungkapkan fasilitas akomodasi di NTT sangat cukup. Hampir semua kabupaten sudah memiliki bandara.
"Hampir semua kabupaten menawarkan diri untuk terlibat jadi tuan rumah namun akan diseleksi sesuai sarana dan prasarana yang sudah ada. Kami juga membangun koordinasi dengan Universitas Nusa Cendana untuk pemanfaatan sarana yang mereka miliki. Kami pasti akan selalu ganggu teman-teman dari pusat supaya kualitas PON 2028 lebih bermutu. Kami sudah memiliki rencana dan desain untuk pelaksanaan PON 2028 ini. Tidak usah segan, kalau lihat yang kurang-kurang, silahkan sampaikan. PON ini adalah kebanggaan masyarakat NTT. Semua stakeholder akan kita libatkan dan hal-hal lain akan direncanakan dari sekarang, " pungkas Wagub JNS.
Selama beberapa hari ke depan sampai dengan tanggal 28 Agustus, TPP KONI Pusat akan mengecek kesiapan berbagai sarana dan prasarana di Kota Kupang dan beberapa kabupaten lainnya di NTT.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews