Kegagalan ini bisa menjadi pelajaran bagi Novendra untuk tidak lagi menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan kepadanya.
Impian IM Novendra Priasmoro untuk meraih gelar Grand Master di Jakarta Open Chess FIDE Rated 2019 kandas setelah Noven hanya mampu bermain remis dengan GM Nguyen Anh Dung pada babak kelima dwitarung mereka Jumat sore di Hotel Grand Kemang, Jakarta.
Apa pun hasil dari babak keenam yang akan berlangsung Sabtu pagi ini tidak lagi berpengaruh karena ia baru mengumpulkan satu kali kemenangan, tiga kali remis, dan sekali kalah dari pecatur Vietnam itu.
Artinya meskipun ia menang nanti, Novendra maksimun hanya memperoleh 4,7 poin. Masih kurang 1,8 poin dari rating 2500 minimal yang dibutuhkannya untuk meraih gelar bergengsi itu.
Pada babak pertama, Novendra yang pegang Hitam, mampu menundukkan Anh Dung dengan mudah pada langkah ke-23. Namun bisa jadi karena Anh Dung masih jet lag setelah perjalanan panjang dari Vietnam ke Indonesia.
Terbukti kemudian, kesuksesan Novendra itu tidak berlanjut pada tiga babak berikutnya. Novendra dipaksa bermain remis oleh Anh Dung di babak kedua sebelum akhirnya kalah pada babak ketiga dan remis di babak keempat.
Meskipun rating Anh Dung lebih rendah dari Novendra namun terlihat jelas pengalaman pecatur berusia 43 tahun itu jauh lebih baik dari pecatur muda kita ini. Kalau melihat partai-partai mereka, Novendra memang masih harus banyak belajar agar tidak main terlalu terburu-buru dan bernafsu.
Kita tentunya berharap kegagalan ini bisa menjadi pelajaran bagi Novendra untuk tidak lagi menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan kepadanya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews