Sudah jamak kita ketahui bahwa kandungan nutrisi daging dan atau santan kelapa relatif tinggi. Mengandung berbagai jenis enzim, vitamin dan lemak yang sifatnya baik atau mendukung kesehatan.
Beberapa tahun lalu saat Asian Games 2018 sedang berlangsung, sempat viral mengenai atlet RRC yang meminum produk lokal berisi santan kelapa, hal yang tidak lazim di negara kita, pun sebenarnya memang tidak lazim di seluruh dunia. Namun sepengamatan saya sebagai seseorang yang bergerak di bidang produksi minuman komersial khususnya olahan nata de coco dalam satu dekade terakhir, popularitas minuman coconut milk sedang menanjak naik secara signifikan. Hal ini bisa kita lihat dari makin maraknya produk-produk komersil coconut milk dalam berbagai varian olahan dan kemasan. Namun di negara kita tampaknya baru mulai naik. Kesempatan yang sebaiknya dimanfaatkan oleh UMKM kita dengan sebaik mungkin.
Coconut milk atau susu kelapa, ianya disebut susu karena visualnya terlihat persis seperti susu, seperti halnya susu kedelai. Biasanya kita menyebutnya dengan santan. Tidak ada defenisi baku untuk coconut milk. Taroklah kita ambil sekilo parutan daging kelapa, kita remas-remas dan peras bersamaan dengan penambahan air matang hangat. Kita masukkan ke dalam glass jar dan didiamkan. Untuk beberapa menit kemudian, ianya masih bisa disebut sebagai coconut milk, namun setelah satu-dua atau beberapa jam kemudian, lapisan krim dan airnya tampak terpisah jelas. Krim tentunya tidak layak lagi disebut sebagai milk, karena ianya sudah dalam bentuk krim. Sedangkan airnya (disebut juga dengan skim), masih bisa disebut sebagai coconut milk dengan embel-embel “light”, dimana yang di beberapa menit awal bisa disebut sebagai “heavy coconut milk”. Namun jika glass jar tersebut diguncang-guncang, bisa disebut sebagai coconut milk lagi. Belibet-belibet yak, maap, hahaha.
Okelah, kita ambil dari perspektif industri minuman. Produk coconut milk yang ideal, viskositas atau kekentalannya sedang, tidak begitu kental tidak begitu encer. Untuk mencegah atau mengurangi terpisahnya lapisan krim dengan skim, ditambahkan emulsifier yaitu zat kimia yang menyatukan air dengan minyak atau lemak. Misalnya emulsifier alami seperti arabic gum dan karagenan, yang sintesis seperti polysorbate dan sucrose acetate isobutyrate.
Selanjutnya produk komersil coconut milk berbeda-beda berdasarkan bahan-bahan yang dicampurkan ke dalamnya, seperti nata de coco yang kaya serat pangan, madu dan berbagai jenis ekstrak buah-buahan. Ada juga yang ngeklaim blenderan parutan daging kelapa ditambah air sebagai coconut milk, klo menurutku sih ianya gak cocok dibilang begitu, lebih tepat disebut dengan coconut juice.
Bagaimanapun, seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, ya memang gak ada defenisi coconut milk yang jelas atau bersifat baku.
Bagaimana dampaknya bagi kesehatan yang meminumnya? Positif, kalau gak pakek sangat! Apalagi jika tanpa pengawet atau pewarna buatan dan disuplementasi dengan ekstrak buah-buahan segar.
Sudah jamak kita ketahui bahwa kandungan nutrisi daging dan atau santan kelapa relatif tinggi. Mengandung berbagai jenis enzim, vitamin dan lemak yang sifatnya baik atau mendukung kesehatan.
Pernah saya membaca sebuah penelitian yang menduga bahwa negara-negara yang kulinernya banyak berbasis kelapa, seperti negara kita, relatif lebih sehat daripada negara-negara lain.
[- Rahmad Agus Koto -]
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews