Mencintai Marketing

Uniknya, di dinding ruang praktek mereka banyak terpajang ulos Batak dan aneka cinderamata Indonesia lainnya. Itu pemberian pasien kita yang sembuh penyakitnya.

Rabu, 10 November 2021 | 07:49 WIB
0
340
Mencintai Marketing
Praktek dokter (Foto: dok. Pribadi)

Inilah penyakit serius bangsa kita. Kurang banget mencintai marketing (ilmu dan praktek pemasaran). Penyakit ini umumnya banyak diidap oleh kaum terdidik. Banyak sarjana, semenjak dari bangku kuliah gak terkultivasi mentalnya dengan marketing.

Menjadi gak heran, jika didalam berpraktek profesi, kemampuan marketing para lulusan gak berkembang. Gak teraplikasikan. Ujung-ujungnya, SDM Indonesia dibidang apapun cenderung gak kompetitif dengan negara jiran kita.

Di bidang kedokteran, misalnya. Rumah sakit negara tetangga menjadi sasaran para pasien Indonesia yang ingin solusi kesehatan prima. Mengapa para dokter negara jiran diserbu ? Tentu saja, itu buah dari praktek marketing yang mereka mainkan.

Top 5 penyakit utama pasien Indonesia: jantung, kanker, ginjal, paru-paru dan diabetes, membikin rumah sakit di negeri jiran laris manis. Di Penang Adventist Hospital (Malaysia), misalnya. Tean Kim Nyin, Teh Aik Seng, Tan Chiang Soo & Chang Sau Kong adalah dokter spesialis yang diserbu pasien Indonesia.

Uniknya, di dinding ruang praktek mereka banyak terpajang ulos Batak dan aneka cinderamata Indonesia lainnya. Itu pemberian pasien kita yang sembuh penyakitnya. Di sandaran kursi Dr. Tan Chiang Soo misalnya, tersusun rapi ulos Batak. Pertanda apa itu?

Itu kiat "familiarization" marketing. Rasa mengapresiasi gift pasien yang sembuh. Itu strategi marketing, bro!

Ada lagi, Prof. Dr. Alif Carr Karim, dokter spesialis ortopedi ini sampai terbang ke Indonesia demi memberi sharing kesehatan di Hotel Clarion, Makassar. Pertanda apa itu?

Itu kiat "agility" marketing. Kelincahan menjemput bola memprospek konsumen via edukasi. Lalu, coba periksa ruang prakteknya. Di pintu, semua plakat nama dokternya mencantumkan apdet pendidikan profesionalnya di mancanegara. Pertanda apa itu? Itu kiat "branding" marketing.

Apakah doktermu mencintai marketing?

***