Mental pimpinan perusahaan negara dari puluhan tahun menggampangkan karena usaha milik negara dan pasti akan disuntik dana setiap ada masalah keuangan atau likuiditas.
Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di negara tercinta Indonesia jumlahnya kurang lebih 143. Dari jumlah sebanyak itu setiap badan usaha ada yang memiliki anak usaha atau perusahan lagi, bahkan ada yang mempunyai cucu.
Banyak BUMN yang puluhan tahun mengalami sakit atau merugi. Setiap sakit badan usaha itu pemerintah sering menyuntikan dana Pernyertaan Modal Negara atau PMN.
Anehnya, sekalipun badan usaha milik negara tersebut mengalami kerugian sampai puluhan tahun, gaji pegawai tetap tinggi dan tidak dipotong sebagai cara untuk mengurangi beban operasional.
Beberapa waktu lalu Presiden Jokowi geram dengan badan usaha milik negara yang merugi dan minta penyuntikan dana atau Pernyertaan Modal Negara.
Penyuntikan dana atau PMN ini sebenarnya hanya memperpanjang usia saja dari suatu perusahaan yang mengalami sakit parah atau komplikasi. Terkadang seperti menggarami air laut dan tidak ada bekasnya.
Mental pimpinan perusahaan negara dari puluhan tahun menggampangkan karena usaha milik negara dan pasti akan disuntik dana setiap ada masalah keuangan atau likuiditas.
Gaji-gaji pegawai BUMN itu cukup tinggi dan ini juga menjadi beban perusahaan.
Sekalipun merugi tidak ada upaya memotong gaji untuk setiap perusahaan negara yang mengalami kerugian. Karena merugi sudah puluhan tahun, maka penyakit itu makin parah dan akhirnya "hidup segan mati tak mau".
Lebih baik setiap perusahaan BUMN yang merugi sudah puluhan tahun jangan disuntik dana atau PMN tetapi disuntik mati atau "euthanasia". Cara ini lebih baik daripada menyuntikan dana lagi yang sifatnya memperpanjang usia sementara.
Perampingan atau penggambungan usaha milik negara kalau tidak diikuti dengan pengurangan pegawai tidak akan membawa dampak yang signifikan dari beban operaisonal badan usaha.
Merpati sudah mati dan tidak sanggup terbang, akankah disusul kepak sayap Burung Garuda juga akan mengalami seperti merpati yang konon tidak ingkar janji?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews