Pemerintah membuat holding BUMN pangan dan melakukan merger agar distribusi bahan pangan seperti beras bisa lebih efektif.
Pemerintah melakukan holding BUMN pangan dan memerger beberapa perusahaan agar lebih efisien dan memaksimalkan hasil produksi. Tujuan utama dari holding ini adalah mewujudkan ketahanan pangan nasional dan memperbanyak produksi dari hasil pertanian dan perikanan di negeri sendiri.
Ketahanan pangan adalah hal yang sangat penting, apalagi di masa pandemi, karena jika memiliki ketahanan pangan maka kita tidak akan kelaparan dan jatuh miskin. Di era orde baru kita sudah berhasil swasembada beras dan prestasi ini harus ditingkatkan lagi di era reformasi dan selanjutnya. Jangan sampai ada rakyat yang mati karena menahan lapar, karena Indonesia tidak memiliki kedaulatan di bidang pangan.
Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional maka salah satu upaya pemerintah adalah dengan holding BUMN alias menggabungkan perusahaan di BUMN klaster pangan. Dengan rincian, PT Bhanda Ghara Reksa melebur ke PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Perikanan Nusantara bergabung ke PT Perikanan Indonesia, dan PT Pertani ikut ke PT Sang Hyang Seri.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menyatakan bahwa setelah penggabungan ini, targetnya memperbesar peran mereka dalam sektor mereka, misal beras dalam pangsa pasar PT Sang Hyang Seri hanya 1%. Kita harap dapat ditingkatkan 7%-8% dalam 5 tahun mendatang. Ini adalah pasar yang sangat besar.
Pahala Mansury menambahkan, PT Sang Hyang Seri juga memproduksi dan mendistribusikan benih ke seluruh Indonesia. Diharap dalam 5 tahun mendatang, distribusi dan produksi meningkat antara 30%-40%. Sehingga semua pihak harus bekerja keras untuk mewujudkannya.
Mengapa harus ada holding BUMN? Penyebabnya karena jika 2 perusahaan digabung maka akan ada efisiensi di bidang distribusi sehingga pelaksanaan distribusi logistik akan lebih optimal. Selain itu, akan terjalin kerja sama yang baik, sehingga bisa meningkatkan keuntungan. Sehingga yang paling diuntungkan adalah rakyat karena distribusi bahan pangan lebih luas dan mereka tak kesusahan mencarinya.
Selain itu, dengan bergabungnya 2 perusahaan BUMN di bidang pangan akan meningkatkan hasil produksi bahan pangan, seperti beras. Ketika produksi beras sudah makin banyak maka tercapai swasembada bahan pangan, dan stok akan aman hingga beberapa waktu ke depan. Saat persediaan beras aman maka tidak akan ada kenaikan harga, dan lagi-lagi yang diuntungkan adalah rakyat jelata.
Sementara itu, holding di BUMN bidang pangan di sektor perikanan diharap akan meningkatkan distribusi sebanyak 5%. Distribusi ikan dan hasil laut lain dilakukan tak hanya ke seluruh Indonesia tetapi juga ke luar negeri. Dengan begitu, maka akan meningkatkan pendapatan negara dan memberikan keuntungan yang besar, karena perdagangan dalam mata uang dollar.
Pemerintah memang sedang getol meningkatkan ketahanan pangan nasional karena pangan adalah kebutuhan dasar seluruh manusia. Jika tidak ada pangan yang mencukupi maka akan sangat berbahaya karena bisa terjadi kelangkaan sehingga menaikkan harganya. Selain itu, jika ada kelangkaan maka akan berebut dan menyebabkan tawuran massal.
Oleh karena itu, untuk mencegah hal-hal buruk itu terjadi, maka ketahanan pangan menjadi prioritas pemerintah. Apalagi di masa pandemi ketika daya beli masyarakat menurun maka ketahanan pangan harus naik, agar tidak ada ketimpangan dan kenaikan harga yang bisa membuat rakyat menderita.
Pemerintah membuat holding BUMN pangan dan melakukan merger agar distribusi bahan pangan seperti beras bisa lebih efektif. Ketika ada penggabungan maka diharap bisa memaksimalkan hasilnya sehingga yang paling diuntungkan adalah masyarakat. Ketahanan pangan amat diharapkan oleh masyarakat sehingga terjadi swasembada dan stok akan aman.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews