Seluruh narasi menyesatkan Yanuar dan Agustinus dengan cara menyembunyikan data, dan memilah data yang menguntungkan untuk tujuan framing, adalah pembunuhan karakter terhadap Erick Thohir dan Boy Thohir.
Narasi sesat terkait IPO Goto digoreng oleh Yanuar Rizky dan Agustinus Edy Kristianto terhadap Erick Thohir, yang dituduh seolah melakukan intervensi terhadap Telkomsel.
Yanuar menebarkan informasi narasi framing dengan data yang dia pelintir, dengan memaparkan data sesuai dengan tujuannya untuk membunuh karakter orang.
Salah satu data yang dia sodorkan tentang harga saham Goto sebelum Telkomsel membeli saham yang dia sebut seharga Rp1 (satu rupiah) per satu saham, Telkomsel membeli dengan harga Rp266. Telkomsel jadi investor yang membeli saham mahal, dan dituduhkanlah adanya kongkalikong di dalam transaksi tersebut.
Yanuar menyebut seharusnya Telkomsel membeli saham setelah IPO. Yanuar menyembunyikan data untuk memframing pembusukan dan pembunuhan karakter. Data bahwa Telkomsel membeli saham Goto sebelum IPO, sementara setelah itu perusahaan-perusahaan internasional besar lainnya juga membeli saham sebelum IPO dengan harga 39% lebih tinggi dari Telkomsel.
Perusahaan tersebut mulai dari Google, Fidelity Management (Amerika Serikat), Mitsubishi (Jepang), ADIA (Uni Emirat Arab), Temasek GIC/BUMN Singapura, Avanda Investment, Seatown (Singapura), Permodalan Nasional Berhard, Khazanah (BUMN Malaysia), Tencent, Primavera (China), dan World Ferry Management (Hong Kong).
Data di atas mematahkan framing Yanuar karena terbukti bukan hanya Telkomsel yang membeli saham Goto sebelum IPO. Perusahan sekelas Google, Tencent, Temasek GIC, BUMN Malaysia, tentu tidak sebodoh yang dituduhkan Yanuar. Dan, dengan demikian terbentuknya harga saham menjadi Rp266, bukan karena masuknya Telkomsel.
Dan, perlu diketahui bahwa Telkomsel sahamnya dimiliki 65% oleh Telkom dan 35% oleh Singtel. Tentu Singtel tidak akan mau Telkomsel membeli saham Goto tanpa memperhitungan keuntungan bisnis. Parameter yang dipakai hanya bisnis. Ini tidak diungkap oleh Yanuar, karena jika diungkap akan menggagalkan framing jahatnya.
Buntut dan bottom line dari framing jahat Yanuar ternyata dia sakit hati karena dipecat dari komisaris BUMN (Pupuk). Jadi balas dendam terhadap Erick Thohir, motif seluruh framing jahat Yanuar.
Sedangkan Agustinus Edy memframming bahwa Boy Thohir memiliki saham sebesar 1 milyar lembar. Angka 1 milyar lembar saham ini hanya 0.9% dari seluruh saham. Dengan angka 1 milyar saham, dengan presentasi mencapai 1 persen saja tidak, Boy Thohir bukan siapa-siapa di perusahaan.
Karena untuk menjadi pemegang saham pengendali harus 51% dari seluruh saham. Agustinus menggambarkan besaran jumlah 1 milyar saham kepada publik, dengan tidak menyebutkan prosentasenya untu memframing jahat terhadap Boy Thohir, dan ujungnya Erick Thohir.
Lalu apa motif Agustinus menyerang Erick Thohir? Agustinus memang sebelas dua belas dengan Yanuar. Sama-sama barisan sakit hati. Yanuar sakit hati saat dipecat sebagai komisaris BUMN. Sedangkan Agustinus sakit hati karena urusan periuk nasi.
Sebelum Erick jadi menteri, perusahaan milik Agustinus menikmati uang BUMN via iklan di media yang dia dirikan Gresnews. Tapi aliran uang itu berhenti di era Erick yang memang mengedepankan transparansi. Akibat dari berhentinya aliran uang, media milik Agustinus kini gulung tikar.
Di era saat uang iklan BUMN mengalir lancar ke perusahaannya, Agustinus duduk manis. Tak ada tulisan panjang kritik yang dia unggah hingga medio 2019. Padahal kala itu banyak skandal yang terjadi.
Skandal yang di kemudian hari diungkap Erick. Semua serangan ke BUMN baru terjadi setelah Erick masuk pada 2019 dan melakukan bersih-bersih. Semangat bersih-bersih BUMN ternyata menyasar pula ke aliran uang ke media Agustinus. Akibatnya, serangan balik bertubi pun diarahkan pada Erick dan keluarganya.
Jadi, dengan demikian seluruh narasi menyesatkan yang dilakukan oleh Yanuar dan Agustinus, dengan cara menyembunyikan data, dan memilah data yang menguntungkan untuk tujuan framing, adalah pembunuhan karakter terhadap Erick Thohir dan Boy Thohir, yang dilandasi oleh rasa sakit hati Yanuar dan Agustinus.
Ninoy Karundeng
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews