MUI memutuskan Vaksin MR zat yang terkandung hukumnya haram, tapi dalam kondisi darurat (darurat syar’iyyah ) maka boleh (mubah) digunakan. Sampai di sini mestinya penggiat kesehatan tidak perlu ragu lagi. Itu 'kan istilah keagamaan. Kalau sudah boleh ya laksanakan saja. Kalau mau menyoal istilah yang dipakai MUI ya harus belajar agama dulu.
Barusan seorang profesor pengamat kesehatan di Kompas TV mengeritik perwakilan MUI yang juga diwawancari berbarengan agar istilah haram tapi boleh itu perlu dipertimbangkan karena akan membuat kebingungan di tengah masyarakat. Tentu saja MUI menolak mengubah istilah keagamaan itu hanya karena ada yang gagal paham.
Pengamat itu cuma contoh dari sejumalh orang yang menganggap MUI kurang tegas, bahkan ada yang menuduh MUI mempermainkan halal haram. Padahal dari dulu kan hukumnya memang begitu. Dalam keadaan darurat, barang yang haram dibolehkan dimakan asal jangan berlebihan.
Barang yang haram harus tetap dikatakan haram. Bukan berarti karena dalam keadaan darurat boleh dimakan berubah menjadi halal. Boleh dimakan itu merupakan dispensasi Allah SWT Yang Maha Rahman dan Rahim. Kalau mengubahnya menjadi halal itu namanya ngelunjak. Sudah dibolehkan, dikasih dispensasi, mengubah hukum Allah pula.
Contoh sederhananya begini. Jika di tengah hutan berhari-hari tidak menemukan makanan kecuali daging babi, hukum memakan daging itu tetap haram, tapi karena dalam keadaan darurat Allah SWT memberi dispensasi, membolehkan memakan daging babi secukupnya tanpa berlebih-lebihan, misalnya untuk disimpan.
Maka ketika -entah bagiamana ceritanya– di hutan itu mendadak ada ayam atau kambing kesasar, maka dispensasi itu tidak berlaku lagi. Nah, hukum daging babi itu tidak berubah tetap haram.
Berbeda dengan misalnya kalau dikatakan, makan daging babi berubah menjadi halal dalam keadaan darurat, maka ketika tersedia daging kambing atau ayam maka berubah lagi menjadi haram. Itu baru namanya hukum yang berubah-ubah. Mempermainkan hukum.
Jadi, laksanakan saja keputusan MUI itu, apapun istilahnya. Kalau sudah boleh, ya jalankan saja.
Jangan sampai kita seperti kisah albaqoroh dalam surah Albaqoroh. Diperintahkan tugas yang ringan, mencari sapi betina model apa saja asal sapi betina, karena terlalu banyak tanya maka akhirnya tugasnya menjadi berat, mencari sapi betina yang dengan persyaratan yang banyak sesuai pertanyaan yang nggak penting.
Itu!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews