Pendukung Ingin Golput Karena Kecewa dengan Pilihan Cawapres Jokowi?

Rabu, 15 Agustus 2018 | 20:14 WIB
0
899
Pendukung Ingin Golput Karena Kecewa dengan Pilihan Cawapres Jokowi?

Mendadak terlintas pemikiran liar karena teringat kronologis peristiwa politik (minimal satu dekade terakhir ini). Jika MMD jadi wapres, belum tentu juga BTP punya peluang mimpin lagi. Coba aja riset jejak-jejak pernyataan (tentang Ahok selama dipenjara), dan peran politik MMD.

No one is 99,99% ideal to be the VP candidate for Jokowi relating to the whole lot political context. This is apart from preferences and perspectives. Revolusi Mental harus terwujud dan menjadi warisan mendasar kepemimpinan Jokowi. Rakyat pada umumnya harus merasakan hidup sejahtera tentram damai bila itu tujuan hakiki suara rakyat. Bisa?

Berandai-andai, ahayhay

Jika Jokowi menang karena berpasangan dengan calon wakil presiden yang lain, sebaik apapun programnya akan tetap digrecoki dengan demo-demo dan hoaks. Kasihan rakyat biasa yang kerinduan hidup sejahtera aman tentram terhambat juga kan?

Kalau dengan MA dan lalu menang, tetep digrecoki juga dengan fitnah, demo dan keberisikan tidak bermutu, maka akan jelas siapa sebenarnya jati diri yang mengaku malaikat atau kandidat warga surga sementara tindakan sebaliknya, kan pemerintah sudah diwakili oleh ulama?

Membaca Zaman

Pandailah membaca zaman. Cukup sekali saja idealisme dan kebanggaan atau kepedean berlebihan membuat sebagian pendukung Jokowi tidak menyadari, bahwa cara pragmatis (baca: “kalkulasi dan spekulasi gila”) bisa menang.

Politik identitas hendaknya mengambil korban cukup sampai di BTP saja. Menyedihkan bagi Indonesia bila itu terjadi kedua kalinya. Memang JK lebih baik daripada MA?

Toh dia “diam-diam” disinyalir dukung pemenangan AB, rival BTP. Pilpres 2014, saat itu pendukung Jokowi suka atau tidak suka terpaksa menerima JK sebagai calon wakil presidennya, yang dirasa sebagian kalangan kurang cocok juga, bukan?

MMD juga tidak ideal. Dia mau saja jadi tim pemenangan Prabowo di Pilpres 2014. Berdasarkan apa yang dikutip dalam pemberitaan media massa, banyak pernyataan MMD tentang BTP yang lebih menekankan kecilnya kemungkinan BTP bisa balik "memimpin" setelah bebas.

Bagaimanapun, ini yang namanya upaya. Intuisi saya benar, MMD bukan yang terpilih, meskipun pada menit-menit terakhir orang sudah memajang fotonya.

Tunggu saja sebentar lagi akan beredar tajuk-tajuk bertuliskan, "Jokowi panik, maka dia menyambar ketua MUI".

Ini juga upaya lawan Jokowi, agar suaranya berkurang, karena sebagian "idealis" tidak bisa terima keadaan dan memilih jadi golput.

Kalau orang ambisius dan egois tetap merintangi model kejujuran seorang Jokowi (dan bagi sebagian orang adalah Ahok) dengan 1001 motif tersembunyi atau terang-terangan, dan sebagian masyarakat memilih pemimpin berdasarkan hasutan politisi penguk, maka urusannya adalah dalam yurisdiksi Yang Maha Kuasa.

Toh mayoritas masyarakat mengaku ber-Tuhan, bukan?

Artinya mereka mau tidak mau perlu menyadari, ada karma, ada hidup sesudah kematian, ada penghakiman di alam baka. Pun misalnya itu semua tidak seorangpun di bumi orang hidup yang pernah mengalaminya dan masih hidup, berapa tahun maksimal usia manusia di bumi sedemikian rupa hingga seseorang masih menikmati kemewahan dan kenikmatan dunia?

Raja Firaun atau Hitler pun tidak. Nabi siapa pun tidak.

***