Pendaftaran Capres/Cawapres resmi dibuka hari ini sampai seminggu kedepan.
Kalau kemarin energi saya hampir terkuras habis untuk membujuk dan menyuarakan agar Ustad Abdul Somad (UAS) mau menjadi Cawapres Pak Prabowo, sekarang saya akan fokus untuk mengawal pencapresan Pak Prabowo yang merupakan hasil ijtima Ulama tanpa keraguan.
Ingat, dari dua opsi hasil Ijtima para Ulama dengan Cawapres yang berbeda, tapi Capresnya tetap satu nama, Prabowo Subianto.
Sekarang saya melihat adanya gerakan-gerakan genit dari beberapa tokoh-tokoh partai Koalisi yang berusaha memaksakan agar kader masing-masing yang harus dipilih Pak Prabowo untuk jadi Cawapres beliau.
Mulai dari menyuarakan seakan-akan Pak Prabowo ingkar janji sampai dituduh tidak mengikuti hasil Ijtima para Ulama.
Bahkan beberapa petinggi Partai mencoba menggertak dengan mengancam akan membentuk koalisi baru. Sungguh permainan kekanak-kanakan yang menggelikan.
Sekali lagi saya mungkin perlu kembali mengingatkan para petinggi Partai Koalisi, terutama yang memaksakan harus kadernya yang harus dipilih.
Pemenang Pilpres 2019 ditentukan oleh suara rakyat terbanyak, bukan oleh suara kalian segelintir elit politik dan anggota-anggota Partai yang memaksakan kehendak.
Kalau tujuan kita masih sama untuk menang maka Pak Prabowo membutuhkan Cawapres yang bisa diterima oleh lintas partai, bukan hanya representasi satu partai.
Kecuali kalian adalah penggunting dalam lipatan yang berteriak-teriak 2019 Ganti Presiden tapi tujuan utama kalian tetap kekuasaan.
Berkacalah ke mereka di seberang, PDIP saja sebagai Partai Pemenang Pemilu tidak memaksakan kehendak harus Puan Maharani yang maju ke gelanggang. Mereka berhitung karena mereka berjuang untuk menang. Bahkan Pak Jokowi sebagai Petahana justru lebih memilih nama-nama Mahfudz MD, Moeldoko dan Kyai Ma'ruf Amin yang akan mendampinginya. Dia butuh orang luar agar koalisinya tidak bubar.
Sudah hukum alam kalau para elit politik tidak akan pernah rela bila salah-satu dari mereka lebih istimewa.
Jadi tolong berikan ruang agar Pak Prabowo bisa memilih Cawapresnya dengan berbagai pertimbangan.
Jangan desak beliau apalagi dengan ancaman. Ijtima Ulama jelas menyatakan beliau satu-satunya Capres Pilihan Ulama.
Hanya nama beliau satu-satunya!
Tapi untuk Cawapres para ulama justru memberikan pilihan, kalau ada dua pilihan berarti di sana ada pertimbangan dan kemungkinan bisa pilihan ketiga.
Jadi berhentilah menuduh Pak Prabowo tidak taat ulama.
Dari dulu, sekarang dan sampai kapanpun Prabowo Subianto akan selalu menempatkan para Ulama di atas kepalanya.
Mari kita semua taat kepada Capres hasil Ijtima Para Ulama.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews