Anak 5 Tahun Penderita Kanker Ini Menulis Pesan Terakhirnya

Senin, 16 Juli 2018 | 00:50 WIB
0
690
Anak 5 Tahun Penderita Kanker Ini Menulis Pesan Terakhirnya

Garett Matthias, putra dari pasangan suami istri Ryan dan Emillie, yang domisili di Iowa, Amerika Serikat terdeteksi mengindap kanker. Garrett Matthias, alias Great Great Garrett Underpants, didiagnosis stadium 4 Alveolar Rhabdomyosarcoma pada bulan September Meskipun dikemoterapi, namun kanker sudah menyebar.

Dan tubuhnya yang kecil tidak mampu bertarung melawan ganasnya kanker yang mengerogoti dirinya. Hari Jumat tanggal 13 Juli 2018, penyakit kanker sudah tidak lagi dapat menyakiti dirinya, karena ia sudah meninggalkan dunia ini. Namun sebelum meninggal, ia dibantu oleh kedua orang tuanya, anak laki laki yang baru berusia 5 tahun  ini menuliskan pesan pesan pribadi, sebelum menghembuskan nafas akhirnya.

 Pesan Akhir Garett Matthias:

"Saya berumur 5 tahun. Warna favorit saya adalah biru, merah dan hitam, serta hijau".

Kemudian  selanjutnya ia menuliskan bahwa ia menyukai Superhero Batman dan Thor dan senang bermain dengan saudara perempuannya. Bahwa ia mencintai kakek dan neneknya. Dan dirinya paling membenci cancer dan jarum suntik. Ia juga berpesan bahwa kalau ia meninggal ia ingin dikremasi .

Padahal menurut kedua orang tuanya, mereka sama sekali tidak pernah menceritakan kepada anaknya bahwa kondisinya sudah parah. Namun kemungkinan, walaupun masih berusia 5 tahun, ia sudah dapat merasakan saat saat akhir perjalanan hidupnya. Karena itu ia minta agar kedua orang tuanya membantunya menulis pesan pesan akhirnya.

Dan setelah itu, anak ini pergi untuk selama-lamanya. Rencananya ia akan dikebumikan Sabtu tanggal 14 Juli 2018 lalu.

Setiap Tahun 90 Ribu Anak Meninggal Akibat Kanker

“Setiap tahun, di dunia, terdapat 175.000 anak yang menderita kanker. Dari jumlah tersebut, diperkirakan 90.000 di antaranya harus berujung pada kematian,” ujar Abdul yang ditemui dalam acara Peringatan Hari Kanker Anak Internasional di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, sebagaimana ditulis Kompas.com.

Semoga akan ada para ahli di dunia ini yang mau menyediakan waktunya untuk mencari dan menemukan obat pemungkas kanker ini,sehingga setidaknya dapat meminimal korban dari pihak anak anak.

***

Tjiptadinata Effendi