Dua bus ukuran sedang dan beberapa mobil MPV bergerak beriringan menaiki bukit dari pos penjagaan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap menuju lokasi peresmian. Jalanan cukup berliku tapi masih nyaman untuk didaki dengan kecepatan 30 sampai 40 kilometer per jam. Debu beterbangan membentuk kabut tipis yang menyelimuti konvoi kendaraan lantaran jalan yang digunakan baru dipadatkan dan belum diaspal.
Tapi itu semua tidak mengganggu kekhusyuan hampir semua pasang mata menikmati barisan kincir angin yang berdiri tegak di sepanjang jalan. Sesekali saya membuka kaca jendela agar dapat melihat tiang-tiang kincir raksasa lebih jelas. Tapi banyaknya debu memaksa saya segera menutupnya kembali.
Kadang satu kincir angin yang dilewati terlihat begitu besar, dilatari dengan panorama perbukitan Pabbaresseng, tempat kincir-kincir angin lainnya berbaris manis.
[caption id="" align="alignleft" width="484"] Barisan kincir angin raksasa di PLTB Sidrap. Mempesona mata. (@iskandarjet)[/caption]
Ukuran tiang-tiang berisi turbin itu sama besar, tapi sudut pandangnya berbeda. Kali ini saya menikmati kincir angin yang baling-balingnya berputar lambat. Ukuran baling-baling raksasa itu membuat kedua bola mata ini tak berkedip. Seakan saya sedang memasuki wahana Toy Story di Disneyland Hong Kong, yang konsepnya memosisikan pengunjung sebagai makhluk kecil di antara mainan-mainan milik Andy yang dibuat dalam ukuran raksasa.
Lalu saya mengalihkan pandangan jauh ke depan, ke samping dan ke belakang. Semua baling-baling bergerak ke arah yang sama.
Saya yakin pengalaman ini dirasakan oleh setiap orang yang baru pertama kali berkunjung ke sini. Tak terkecuali Presiden Jokowi yang Senin (2/7) lalu berada di lokasi untuk meresmikan beroperasinya PLTB Sidrap.
Setengah jam kemudian, iring-iringan kendaraan yang saya naiki tiba di lokasi peresmian seluas setengah lapangan sepakbola. Saya melihat setiap orang yang hadir silih-berganti menikmati satu kincir angin raksasa yang di sampingnya sudah terpasang panggung untuk peresmian PLTB oleh presiden.
Suara putaran baling-baling di atas sana terdengar jelas, menambah sensasi tersendiri berada di dekat turbin penggerak angin (wind turbin generator) berukuran jumbo ini.
Wuz... wuzz... wuzzz... wuzzzz....
Suaranya terus terdengar di antara suara hembusan angin.
Lalu saya mencoba mendekat agar bisa berdiri tegak di dekat kincir angin setinggi 80 meter ini. Pandangan mata saya arahkan ke depan, menatapi tiang besar, lalu memandang ke atas, menatap lekat-lekat tiga baling-baling yang panjangnya lebih dari 57 meter.
[caption id="" align="alignright" width="499"]
Baling-baling raksasa.... (Foto: Iskandarjet)[/caption]Satu plat turbin yang dipasang di dalam kincir angin ini memiliki kapasitas listrik 2,5 megawatt (MW), sehingga total 30 turbin dapat menghasilkan 75 MW. PLTB Sidrap diproyeksikan mampu melistriki 79 ribu pelanggan di Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan daya listrik rata-rata 900 VA.
Setelah puas menikmati sang raksasa dari luar, saya bergerak masuk ke bagian dalam turbin. Yup, bagian dalam kincir angin ini dilengkapi dengan ruangan yang cukup besar untuk perawatan turbin dan baling-baling.
Pintu masuk ke dalam tiang sedikit naik. Setelah menapaki beberapa anak tangga dan berada di dalamnya, saya seakan berada di dalam menara yang dilengkapi lift untuk mengangkat hingga tiga orang naik ke bagian baling-baling di atas sana. Persis di sampingnya terdapat tangga dari bahan alumunium untuk pendakian manual.
[caption id="attachment_18510" align="alignleft" width="600"]
Penampakan di dalam kincir angin. (@iskandarjet)[/caption]Ruang perawatan ini dapat menampung sampai 8 orang berdiri di lantai dasarnya. Di atas sana terlihat 'lantai kedua' yang posisinya berada di antara bagian tiang paling bawah dengan bagian tiang berikutnya. Total ada tiga bagian dari tiang ini, termasuk bagian teratas tempat berputarnya baling-baling raksasa. Semuanya terhubung dengan tangga alumunium dan lift proyek.
Ah, andai saya berkesempatan naik ke atas. Saat minta izin ke Rudi, seorang petugas di dalam turbin, dia tidak bisa melayani keinginan saya dan seorang teman wartawan. "Naiknya nanti saja ya mas, sekarang mau fokus buat peresmian dulu," kata Rudi, menolak kami dengan halus.
Tapi panorama di bawah sini masih terlalu mempesona untuk dinikmati berjam-jam ke depan. Terik matahari yang menerpa kawasan PLTB tak terasa lantaran udara di perbukitan Pabbaresseng terasa sejuk dengan hembusan angin yang, tentu saja, cukup kencang.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews