Berada di Watang Pulu, Saya Merasa Seperti Tengah di Negeri Belanda

Senin, 2 Juli 2018 | 23:51 WIB
0
676
Berada di Watang Pulu, Saya Merasa Seperti Tengah di Negeri Belanda

Berada di perbukitan Watang Pulu, sore tadi, saya merasa seperti tengah di negeri Belanda. Seperti di Eropa. Padahal Watang Pulu ini di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan -sekitar 200 kilometer dari Makassar.

Dan perasaan saya ini timbul karena di hadapan saya adalah kincir-kincir angin raksasa yang baling-balingnya berputar dihembus angin. Ya, inilah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sidrap, pembangkit listrik bertenaga angin, yang saya resmikan hari ini.

Dibangun sejak Agustus 2015, PLTB ini berupa jajaran 30 menara kincir angin raksasa setinggi 80 meter, dengan baling-baling sepanjang 57 meter. Turbin-turbin menara ini bisa menghasilkan total 75 megawatt, yang dapat digunakan untuk mengaliri lebih dari 70.000 pelanggan listrik dengan daya 900 VA.

Dengan beroperasinya PLTB Sidrap ini, rasio elektrifikasi di Provinsi Sulawesi Selatan telah mencapai lebih dari 99 persen, sedikit di atas rasio elektrifikasi nasional saat ini yakni kurang lebih 96 persen. Keindahan alam Watang Pulu dan kincir-kincir angin raksasa PLTB ini pun adalah potensi pariwisata.

Begitulah. PLTB Sidrap hanyalah satu dari tiga proyek infrastruktur ketenagalistrikan yang saya resmikan hari ini. Dua lainnya adalah PLTU Punagaya dan PLTU Independent Power Producer Jeneponto Ekspansi. Selain itu, ada tiga pembangkit yang dimulai pembangunannya yaitu PLTU Sulsel Barru 2, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Luwuk, dan PLTB Tolo di Jeneponto.

Seluruh proyek ini memiliki kapasitas total 757 megawatt dengan nilai investasi lebih dari 1,168 miliar USD. Proyek infrastruktur ini juga menyerap tenaga kerja hingga 4.480 orang sejak tahap konstruksi hingga operasional.

Bendungan Paselloreng

[caption id="attachment_17900" align="alignright" width="560"] Bendungan Paselloreng (Foto: kementrian PUPR)[/caption]

Pemerintah sedang membangun tiga bendungan besar di Sulawesi Selatan: Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Karalloe di Kabupaten Gowa dan Pamukkulu di Kabupaten Takalar. Provinsi ini salah satu sentra pangan nasional sehingga saya memasukkan tiga bendungan ini ke dalam Program Strategis Nasional.

Bendungan Paselloreng mulai dibangun 2015 dan akan mengairi lahan irigasi seluas 7.000 hektare. Jika tak ada halangan, bendungan ini akan rampung Desember 2018.

Bendungan Karalloe dibangun lebih dulu, sejak Desember 2013, tapi baru akan rampung tahun 2019 karena kendala pengadaan lahan. Bendungan ini juga akan digunakan mengairi lahan irigasi seluas 7.000 hektare.

Adapun Bendungan Pamukkulu baru dimulai pembangunannya pada November 2017, yang direncanakan untuk mensuplai irigasi seluas 6.150 hektare.

Pembangunan tiga bendungan ini akan meningkatkan tampungan air sebesar 261,23 juta m3, salah satunya untuk meningkatkan suplai air irigasi. Selain itu, juga menjadi sumber air baku, pembangkit listrik mikrohidro, konservasi air, pengendali banjir, perikanan air tawar dan pariwisata.

***