Walaupun Jabar Gagal Asyik, Tapi #2019GantiPresiden Makin Berkibar

Rabu, 27 Juni 2018 | 19:15 WIB
0
648
Walaupun Jabar Gagal Asyik, Tapi #2019GantiPresiden Makin Berkibar

Saya bisa memahami kondisi sedih dan patah hati banyak kawan-kawan yang pasrah tapi tidak rela dengan kekalahan tipis Pasangan Asyik dari Pasangan Rindu di Jawa Barat. Saya baca postingan dari para sahabat terutama kaum emak-emak banyak yang sangat kecewa jadi makan tidak enak dan malam ini bisa jadi tidur tidak akan nyenyak.

Benarkah kita pantas kecewa?

Menurut saya tidak, malah kita seharusnya pantas berbangga kalau tujuan kita bersama masih sama, yaitu #2019GantiPresiden.

Kekalahan tipis pasangan Asyik justru membuat terkejut banyak pengamat dan tokoh politik si seberang sana. Bayangkan seorang Jenderal Sudrajat yang hampir 90 persen orang Jawa Barat tidak kenal tapi berani dimajukan Pak Prabowo.

Sebelum Pilgub semua lembaga survey mengatakan kalau Pilgub Jawa Barat hanyalah pertandingan antara Pasangan Rindu dengan Dua Dedi.

Misalnya :

  • Indo Barometer dalam hasil surveinya Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum (RINDU) di angka 36,9 persen, diikuti Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi (2DM) 30,1 persen suara. Sementara Sudrajat-Ahmad Syaikhu hanya 6,1 persen dan TB Hasanddin-Anton Charliyan 5 persen.
  • Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) RINDU memperoleh 43,1 persen, disusul Deddy-Dedi 34,1 persen. Sementara Sudrajat-Syaikhu 7,9 persen dan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan 6,5 persen.
  • Lingkaran Survei Indonesia (LSI Network Denny JA) RINDU 38,0 persen. 2DM 36,6 persen, lalu Sudrajat-Ahmad Syaikhu 8,2 persen dan Tubagus Hasanuddin - Anton Charliyan sebesar 7,7 persen.
  • Poltracking RINDU 42 persen, 2DM 35,8 persen, Sudrajat-Ahmad Syaikhu 10,7 persen, dan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan 5.5 persen.
  • Hampir semua Lembaga Survey menempatkan pasangan Asyik sebagai pelengkap penderita. Tapi alhamdulillah, berkat kesolidan dan militansi kawan-kawan di Jawa Barat, ternyata bisa mempermalukan semua lembaga-lembaga Survey.

Saya pikir kekalahan tipis ini hanyalah masalah keberuntungan dan strategi saja. Maksud saya, andai saja dulu Demiz dan Ustadz Syaikhu tidak dipecah, Jawa Barat sudah ada digenggaman tangan. Jadi saya berharap kekalahan tipis ini kedepan akan menjadi bahan evaluasi bagi Pak Prabowo, Gerindra, PKS, PAN dan khususnya kita semua pendukung #2019GantiPresiden.

Kita membutuhkan suara kawan-kawan Demokrat, Suara PPP garis lurus dan ummat lainnya.

Ayo mulai sekarang kita mulai mencari persamaan, melupakan perbedaan dan menyatukan tujuan.

Jangan khawatir dan kecewa dengan kemenangan tipis Ridwan Kamil!

Walaupun yang bersangkutan mendukung Jokowi Dua Periode, tapi setengah dari pendukungnya belum tentu ikut Ridwan terutama yang memilih pasangan Rindu karena sosok Kang Uu Ruzhanul Ulum anak Kyai dan Ulama yang disegani.

Mereka memilih Rindu bukan memilih Jokowi, tapi semua yang memilih asyik karena menginginkan perubahan #2019GantiPresiden.

Terakhir sebagi pesan tambahan, saya berharap agar selesai Pilkada Serentak ini kita semua kembali fokus ke tujuan besar kita bersama, menyelamatkan Indonesia.

Kita (#2019GantiPresiden), pada dasarnya sudah memenangkan semua pertarungan kali ini kecuali di Bali dan Nusa Tenggara Timur. Khusus Jateng di Pilpres 2014 suara Prabowo hanya 33 persen, sekarang sudah 40 persen lebih. Ternyata tidak sia-sia Kang Dirman menggangu Kandang Banteng.

Jatim juga memberikan pelajaran berharga, Bu Khofifah yang sudah kalah dua kali akhirnya menang setelah mencoba yang ketiga kali. Padahal lawannya Petahana. Tanda-tanda alam, bukan?

Jadi ayo bergerak dan solidkan kembali barisan, masih ada sisa waktu setahun lagi.

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Pulau Jawa kecuali Jateng dan Jatim sudah kita kuasai, jadi kenapa masih sedih?

Satu-satunya yang pantas bersedih adalah Lae Kumis yang sekarang kebingungan akan menghadapi amarah si emak.

KTP baru jadi haruskah kembali berganti?

Gagal dua kali mau ke mana lagi dia harus mengadu?

Ah... andai saja kalian paham keperihan hatinya, hiks...hiks...hiks...

***