BPIP itu lembaga yang didirikan khusus untuk membina dan menguatkan Pancasila sebagai ideologi negara.
Modal utamanya agar berpengaruh dan berbekas ke masyarakat, di tengah kriris akhlak dan keteladanan sekarang ini, haruslah keteladanan jajaran pengurusnya untuk mengimplementasikan atau mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam diri-diri mereka sendiri, bukan hanya promosi indah dan luhurnya Pancasila.
Gaji dan tunjangan jajaran pengurus BPIP yang dirasakan masyarakat tidak adil itu atau tidak mencerminkan rasa keadilan itu, justru adalah "corengan pertama" pada lembaga itu atas sila "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Ini bukan soal aturan atau kewajaran tapi soal kepekaan dan rasa keadilan. Gaji besar itu dirasakan masyarakat luas memang tidak wajar untuk pekerjaan "kongkow-kongkow" atau "tugas yang tidak jelas." Ini harusnya tidak terjadi.
Itulah beratnya Pancasila bila diklaimkan "milik sekelompok orang" atau "hanya punya negara" atau "pemerintahlah yang lebih pancasilais" sementara masyarakat sangat mudah diklaim tidak pancasilais atau dituding anti Pancasila. Masyarakat pun akan memantau dan menilai pancasilaisme atau kepancasilaan mereka.
Siapa yang merasa paling pancasilais akan mudah ditemukan kelemahan-kelemahan atau ketidakpancasilaisan mereka oleh masyarakat luas, apalagi masyarakat sekarang sudah pada kritis dan pintar-pintar.
Pancasila itu milik bersama. Implementasinya harus dilaksanakan bersama dengan saling mengingatkan dan saling melengkapi. Bukan saling menuduh dan saling merendahkan kemudian merasa diri dan kelompoknya lebih pancasilais.
Sekali ada kelompok merasa lebih apalagi paling pancasilais, kehidupanlah yang akan membuka dan memperlihatkan kelemahan-kelemahan mereka sebagai tidak pancasilais.
Yang paling rendah hati tak mengaku-ngaku dirinya lebih pancasilais dari orang lain, bahwa dirinya masih belum pancasilais atau masih jauh dari mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan tidak sembarang menuduh orang tidak pancasilais apalagi anti Pancasila, itulah sesungguhnya pancasilais sejati.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews