"Duh, roti ini udah berjamur. Sayang sekali mubazir, udah belinya mahal lagi. Ah ya, buang aja bagian berjamurnya yang cuma sedikit. Jadi rotinya masih bisa dimakan."
Mungkin di antara kita pernah mengalami peristiwa yang sama karena kelupaan atau tidak sempat memakannya. Padahal secara mikrobiologi medis, hal itu sangat tidak disarankan.
Secara kasat mata, bagian yang berjamur memang terlihat cuma secuil. Namun, jika dilihat secara mikroskopik kemungkinan besar seluruh bagian roti tersebut sudah dikuasai oleh hifa/stolon jamur (filamen bagian jamur yang sangat halus sehingga sangat sulit dilihat oleh mata telanjang).
Kemudian, bagian jamur yang terlihat berwarna hijau, merah, hitam atau oranye (warnanya bergantung kepada jenis jamurnya) merupakan warna spora jamur yang umumnya berukuran antara 1-10 mikrometer, kemungkinan sudah tersebar ke seluruh permukaan roti. Selain itu, bisa dipastikan roti yang berjamur juga diiringi dengan pertumbuhan bakteri.
Risiko memakan roti yang telah berjamur di antaranya diare, gangguan pada pernafasan dan alergi.
Dalam situasi dan kondisi tertentu, bisa bersifat fatal.
Mubazir, jelas perbuatan yang tidak baik.
Tetapi, lebih tidak baik lagi jika menzalimi diri sendiri dengan penyakit, kan?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews