Tak terasa Jokowi sudah masuk di ujung pemerintahan pertamanya. Kemenangan yang tak dikira oleh lawan politiknya membawa Indonesia keluar dari cengkaman srigala berbulu domba yang telah beranak pinak sejak orba. Retorika lawan dengan gaya kuda dan digagah-gagahkan ternyata hanya bisa memenangkan 10 wilayah provinsi dari 33 provinsi yang ada.
Jangan pernah berpaling dari Tuhan, Anda punya apa saja, tapi kehendakNya lebih kuasa dari apa dan siapa saja. Jokowi yang dicemooh, dikecilkan, difitnah, dan caci maki. Namun akhirnya dia adalah pilihan Ibu Pertiwi, hadiah dari Tuhan untuk mengabdi kepada negeri, bukan mengakali.
[irp posts="16366" name="Beda Menghina Imam Besar dengan Menghina Presiden RI"]
Sekarang kita sedang berada di penghujung priode pertama pemerintahannya. Telah banyak karya yang dibuatnya dari Aceh sampai Papua tanpa pernah merasa daerah itu pro dirinya atau saingannya, hanya dalam bathinnya kita semua Indonesia, berbeda dalam tunggal ika, bukan berbeda yang mau dipaksa sama.
Kita yang waras sangat bisa mengikuti bagaimana para srigala ingin terus berkuasa dengan jalan apa saja. Mereka mendesign banyak cara, demo berjilid dan rencana makar terselubung. Tekanan massa yang direkayasa tak membuatnya goyah dalam bekerja. Timnya diperkuat, Visi Nawacita dilaksanakan, inilah sebuah harapan Indonesia yang pernah dibuat berantakan oleh orang-orang bermuka dua, santun dalam penampilan sekaligus menjadi penyamun yang menjijikkan.
Ada dua statement beliau yang saya suka karena menggetarkan jiwa saya. Hal itulah yang membuat saya begitu yakin bahwa beliau pilihan Indonesia menuju sebuah kejayaan yang dicita-citakan. Dua statement itulah yang diperlukan dan dijalankan. "Saya tidak tegang dengan tekanan dalam pekerjaan. Saya tidak mudah ditekan."
Ini sebuah sikap dan akhlak yang diperlukan seorang pemimpin, karena tekanan politik dan intrik pastilah bak badai yang bisa menggoyahkan.
Jokowi bisa melawan itu dengan caranya, dengan diamnya, dengan keyakinannya bahwa dia punya cara menghalau gerombolan pengacau yang pura-pura negarawan, namun aslinya kampret beneran.
Statement kedua yang lebih menggetarkan adalah tentang sikapnya terhadap penghiatan kepada rakyat pasti dihabisi. Ini yang belum pernah terjadi sebelumnya, inilah yang membuat saya merasakan ada presiden untuk Indonesia, bukan pesinden rekaman dan poya-poya.
Banyak hal yang makin menguatkan kita lebih yakin dan percaya bahwa kita harus mempertahankannya. Serangan srigala sudah mulai terasa, kita harus selalu waspada dan pagar betis kita harus terus terjaga. Jangan lagi beri kesempatan manusia yang cuma pura-pura cinta Indonesia, karena prilakunya sudah kita baca bahwa mereka musuh kita, musuh Indonesia.
Kalau ada yang mengatakan bahwa diam tak mengubah apa-apa, tapi Jokowi dengan diam dia bekerja, dan menghabisi siapa saja.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews