Novel "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer akan di filmkan atau naik ke layar lebar. Novel yang terbit pada tahun 1980 dan ditulis oleh Pramoedya waktu dalam pembuangan di Pulau Buru. Dan novel ini banyak membius pembaca pecinta karya sastra pada waktu itu, bahkan dialihbahasakan ke dalam beberapa bahasa.
Para pecinta karya-karya Pramoedya di media sosial pada protes atau marah karena novel "Bumi Manusia" yang mau naik ke layar lebar diperankan oleh artis yang sedang naik daun, yaitu Iqbal Ramadhan. Mereka para pecinta atau fans berat novel karya Pramoedya yang sangat begitu menjiwai apa yang telah dibacanya hingga merasuk ke dalam alam bawah sadarnya.
Tidak terima tokoh Minke yang begitu cerdas dan pinter juga sangat revolusioner dan mendobrak tatanan tradisi atau budaya Jawa diperankan oleh Iqbal yang dianggap culun dan dianggap tidak mewakili tokoh Minke.
Inilah resikonya kalau suatu film diangkat dari "novel", banyak yang protes dan menimbulkan pro dan kontra karena mereka menganggap tidak sesuai dengan karakter tokoh yang ada dalam novel. Mereka inginya para pemeran atau bintang film harus mirip dengan karakter yang ada dalam novel.
Sedangkan film dibuat tentu lebih mementingkan segi komersial dan bisa menarik penonton sebanyak-banyaknya. Dan itu terserah sang sutradara. Saat ini bintang film anak muda yang lagi digandrungi adalah Iqbal Ramadhan mantan coboy yunior. Mungkin faktor inilah yang jadi pertimbangan sang sutradara Hanung Bramantyo.
Bukan kali ini saja sutradara ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat pecinta film tanah air. Dulu ada film "Soekarno", Rahmawati sebagai anak Soekarno protes dan marah karena tokoh yang memerankan Bung Karno tidak sesuai karakternya dan ia ingin yang memerankan Bung Karno adalah Anjas Asmara yang tak lain anak dari suaminya. Tetapi sutradara Hanung Bramantyo tetap jalan terus sesuai dengan pendiriannya. Ini hak penuh sang sutradara.
Banyak memang film-film yang diangkat di layar lebar dan sukses besar karena mengangkat dari cerita "novel". Seperti Laskar Pelangi dan Dilan. Bahkan film Dilan yang diangkat dari novel, meraih sukses besar di layar lebar dengan penonton jutaan. Dan film Dilan inilah yang menaikkan pamor mantan coboy yunior Iqbal Ramadhan.
Jadi para fans berat atau pecinta novel karya Pramoedya jangan terlalu sensi atau baper menanggapi film Bumi Manusia yang akan di perankan oleh Iqbal Ramadhan. Jangan suka mencocokkan antara isi cerita novel dengan jalan cerita di film. Nanti malah bingung sindiri. Kalau suka nanti nonton filmnya, kalau tidak suka yaa baca lagi novelnya berulang-ulang.
Dalam novel jalan cerita bisa menghabiskan banyak halaman yang mencapai 300 halaman atau lebih. Sedangkan dalam dalam film, novel yang tebal itu di ringkas hanya dengan waktu atau durasi 1 jam 30 menit. Itu pun proses pembuatannya perlu waktu berbulan-bulan dan menghabiskan dana yang tidak sedikit.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews