Roy yang Ancam Presiden Jokowi dan Bibit-bibit Teror

Minggu, 27 Mei 2018 | 05:56 WIB
0
661
Roy yang Ancam Presiden Jokowi dan Bibit-bibit Teror

Gempar kita dibuat anak kencur yang begitu vulgar menghujat presiden RI. Saya awal mulanya juga kaget kok berani amat anak ini, belum lagi,maaf, dia anak etnis tionghoa yang biasanya sopan dalam bersosial atau lebih ke arah cuek. Apa dia belajar dari Felix Siauw atau Sungkarisna. Kalau belajar dari Ahok, sudah pasti tidak.

Anak dengan usia 16 tahun tumbuh mapan dalam lingkungan kemewahan, belum lahirpun dia sudah ikut kaya karena orang tuanya.

Menarik dari sudut sifat kekanak-kanakannya, pastilah ada yang ditirunya, dia bukan anggota FPI, dia bukan alumni 212, dia tidak pernah ketemu Oman, dan dia pasti melihat dan belajar dari kesehariannya. Di mana? Ya di rumahnya.

Saya dengar orang tuanya pengusaha mapan, entah apa bidangnya. Yang pasti kalau usahanya masuk golongan hengki pengki, zaman Jokowi banyak yang gigit jari dan cenderung sakit hati.

Hari ini seharian saya jalan dengan teman yang profesinya konsultan pajak. Saya tanya bagaimana pandangan mereka tentang usahanya dan dikaitkan dengan kebijakan Jokowi, tegas dia menjawab, banyak yang tidak suka, karena yang dulu mudah seluman selumun menyamun, sekarang pada ngelamun.

Roy adalah korban yang telinganya dijelali cerita miring Jokowi, bisa saja dari saat mereka makan dengan orang tuanya, atau sambil lewat papa dan mamanya serta koleganya terus menceritakan Jokowi dalam tanda kutip bahwa usaha makin sulit sejak Jokowi jadi presiden.

Sebagai anak mungkin dia mau ikut-ikutan mendukung orang tuanya dan jadi pahlawan. Sehingga dia dengan pikiran yang mirip bani micin dengann enteng melakukan sumpah serapah kepada presiden tanpa dia tau perbuatannya itu fatal.

Lihat saja saat papanya meminta maaf di medsos dan dia ada di sampingnya, wajahnya polos, takut, menyesal, sekaligus bingung. Ini adalah refleksi ketidakfahaman dari bocah ingusan.

[irp posts="16184" name="Biar Roy Kapok, Sebaiknya Diserahkan pada Proses Hukum Saja"]

Menarik ditelusuri, bukan sekedar di sanksi, coba tanya dia belajar dari siapa. Jangan denger mulut bapaknya, kok malah mau ngetest polisi, absurd. Ada anak ingusan punya pikiran ngetest polisi, kasi alasan kok picisan.

Fenomena ketidaksukaan atas kebijakan Jokowi kan sudah makin terang benderang. Teroris saja diupayakan untuk dibela, HTI dipiara menjadi musuh Pancasila.

Roy, anak rumahan, ibarat merekam, berulang-ulang dia mendengar hal yang sama, akhirnya tertanam menjadi dendam sekaligus tabiat yang tak bagus.

Semoga hal itu tidak lagi menjadi virus.

***