Nasib Najib, Kekuasaan Semanis Madu tapi Juga Bisa Sepahit Empedu

Minggu, 20 Mei 2018 | 06:44 WIB
0
737
Nasib Najib, Kekuasaan Semanis Madu tapi Juga Bisa Sepahit Empedu

Ibarat perempuan molek di mata pria, kekuasaan atau jabatan itu banyak yang ingin meraihnya atau malah memburunya. Tak peduli dengan cara apa pun, yang penting dapet. Kekuasaan atau jabatan bisa meningkatkan status sosial yang membawa "kemasyuran" dan bisa menjadi puncak karier politik bagi sebagian orang.

Seperti kemenangangan Mahathir Mohamad dalam pemilu di Malaysia. Karena usia yang sudah tua atau sepuh masih bisa mendapatkan kekuasaan kembali sebagai perdana menteri.

Bagi yang menang dalam pemilu bisa membawa kegembiraan atau kesenangan tersendiri, tetapi bagi yang kalah, kekalahan membawa bukan hanya rasa sedih dan kecewa, tapi juga resiko atau konsekuensi yang harus diterima.

Ini terjadi pada mantan PM Najib Razak setelah kalah dari Mahathir Mohamad dan sehari setelah Mahathir dilantik menjadi perdana menteri, ia memerintahakan Imigrasi Malaysia untuk mencekal Najib Razak untuk tidak meninggalkan pergi keluar negeri.

Rajib Razak yang sudah booking tiket untuk pergi liburan dua hari ke Indonesia dengan pesawat carteran pribadi dihadang oleh pihak petugas ketika menuju bandara, tidak boleh meninggalkan Malaysia. Kekuasaan juga ibarat perahu, beberapa menit lalu masih mendayung riang di atasnya, sekarang tenggelam dengan perahu yang sulit terraih.

Akibat kekalahannya, Najib Razak juga harus melepas jabatan sebagai presiden UMNO dan ketua Barisan Nasional. Bukan itu saja, ia akan segera berhadapan dengan pengadian atas dugaan korupsi yang selama ini berhasil diatasinya. Kali ini lain, Razak sudah tidak punya kuasa. Seluruh organ penting kekuasannya rontok seketika. Ini resiko dari seorang politisi yang gagal mempertahankan kemenangannya. Dalam politik ini biasa.

Dan teman atau sahabat yang dulu dekat ketika masih menjadi perdana menteri, sekarang mulai menjauh atau meninggalkannya. Bukan itu saja resiko yang harus ditanggung atau dihadapi oleh mantan PM Najib Razak, tetapi ia juga mulai disidik atas kasus korupsi 1MDB yang menjeratnya.

Bahkan Mahathir langsung memecat atau mengganti Jaksa Agung Malayasia yang dulu pernah menangani kasus ini, tetapi menyatakan bahwa tidak ada aliran dana yang masuk kerekening pribadi Najib Razak.

Tentu tujuan Mahahtir mangganti Jaksa Agung Malaysia ada kaitannya dengan kasus korupsi 1 MDB yang menjerat Najib Razak. Dan dengan Jaksa Agung yang baru diharapkap bisa menjebloskan Najib Razak dalam penjara.

[irp posts="15440" name="Kekalahan Najib Tun Razak dan Kemenangan Mahathir Mohammad"]

Bahkan kemarin beberapa rumah Najib Razak juga diperiksa polisi Malaysia dan juga menuai protes dari partai koalisi Pakatan Harapan, malah yang protes atau yang mengkritik adalah Nurul Izzah yang tak lain anak dari Anwar Ibrahim.

Nurul Izzah protes atas penggeledahan rumah Najib Rajak karena dilakukan tengah malam dan mengingatkan masa ia dulu yang pernah diperiksa oleh polisi pada jam tengah malam. Dan di Malaysia ternyata menggeledah tengah malam itu dianggap tindakan yang tidak bermoral. Kalau di Indonesia suka-suka penegak hukum.

Dari penggeledahan rumah dan tiga apartemen milik Najib Razak tersebut polisi membawa 284 kotak yang berisi tas-tas mahal, bahkan polisi juga harus membongkar brangkas yang diperkirakan tidak pernah dibuka selama 20 tahun.

Karena istri Najib Razak ini memang terkenal suka barang mewah dan glamour, yaitu Rosmah Mansor. Ia seorang istri yang dominan menurut anaknya sendiri, yaitu Azrene Soraya.

[caption id="attachment_15846" align="alignleft" width="311"] Azrene Soraya dan Rosmah Mansor (Foto: Says.com)[/caption]

Azrene Soraya adalah anak tiri dari Najib Razak dan anak kandung Rosmah Mansor. Karena waktu menikah status Rosmah Mansor adalah janda anak satu.

Azrene menceritakan kalau ayah tirinya Najib Razak takut sama ibunya atau Rosmah Mansor, kalau di Indonesia termasuk Najib Razak ini masuk anggota ISTI (Ikatan Suami Takut Istri).

Dan apa yang menimpa Najib Razak dan ibunya adalah menuai apa yang ditanam pada masa lalu atau karma, menurut Azrene.

Dulu juga ada istri dari Mascos presiden Philipina, yaitu Imelda Marcos yang menyukai barang-barang mewah, yaitu sepatu, bahkan jumlahnya ribuan pasang. Kalau istri Najib Razak menyukai tas-tas mahal dan bermerk.

Kasus korupsi yang menjerat Najib Razak ini hampir pasti akan berujung ke penjara karena bukti-buktinya mudah dilacak atau diusut.

Dulu saja Anwar Ibrahim dengan kasus sodomi yang dituduhkan dan akhirnya juga masuk penjara dan baru beberapa hari dibebaskan setelah Mahathir menang dan mendapat ampunan dari kerajaan. Padahal kasus sodomi lebih banyak rekayasa dari pihak Mahathir. Apalagi yang ada barang buktinya.

Mahathir bukan pinter merebut kekuasaan, tetapi ia juga ahli memasukkan sahabat atau teman untuk masuk penjara.

Tidak ada teman abadi, yang ada kepentingan yang abadi.

Dulu Anwar Ibrahim masuk penjara karena Mahathir, tetapi sekarang bisa bebas juga karena Mahahtir. Dulu lawan politik,sekarang teman politik.

Jabatan atau kekuasaan kadang bisa menjerumuskan masuk dalam penjara,kalau waktu menjabat tidak hati-hati.

***