Masyarakat Kota Madiun yang akan mengikuti gelaran Pilkada Serentak 2018 tampaknya merindukan adanya sosok pemimpin baru yang bisa mengubah wajah kota, birokrasi, dan kehidupan rakyat.
Harapan tersebut tergambar dalam survei yang dilakukan oleh Pusat Demokrasi dan HAM (Pusdeham) Surabaya, pada 29 April hingga 6 Mei 2018 lalu. Paslon Harryadin Mahardika – Arief Rahman tingkat keterpilihannya makin meningkat.
Bahkan di beberapa kelurahan, paslon Madiun Mahardika itu sudah menyalip paslon Maidi – Inda Raya Ayu Miko Saputri dan mengimbangi paslon Yusuf Rohana – Bambang Wahyudi. Elektabilitas paslon muda itu di beberapa kelurahan mulai naik.
Dalam Pilkada Kota Madiun 2018 nanti, Mahardika – Arief akan bersaing dengan dua paslon lainnya, Yusuf Rohana – Bambang Wahyudi (diusung Partai Golkar, Gerindra, dan PKS) dan Maidi – Inda Raya Ayu Miko Saputri (diusung PDIP, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat).
Maidi yang mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Madiun didampingi Inda Raya yang merupakan pengurus DPD PDIP Jatim. Sedangkan Inda Raya adalah anak dari mantan Walikota Madiun periode 2004, Jatmiko Raya Saputra atau Koko Raya.
Yusuf Rohana adalah Ketua Fraksi PKS di DPRD Jatim, dan Bambang Wahyudi merupakan Ketua DPC Gerindra Kota Madiun. Tingkat keterpilihan paslon Maidi – Inda Raya, semakin tergerus.
Elektabilitas paslon Mada itu, di beberapa kelurahan mulai diimbangi oleh paslon Mahardika – Arief dan Yusuf – Bambang. Bahkan, di beberapa kelurahan, paslon Madiun Mahardika itu sudah menyalip Maidi – Inda Raya.
Misalnya, di Kelurahan Rejomulyo, Pilangbango, Sukasari, Banjarejo, Demangan, Ngegong, dan Sogaten, paslon Maidi – Inda Raya berbagi hasil imbang dengan Mahardika – Arief.
Adapun paslon Yusuf – Bambang justru menang di Kelurahan Sukasari dengan perolehan 50,0 persen. Ini menunjukkan keseriusan paslon yang diusung oleh PKS, Gerindra, dan Golkar itu.
Paslon Mahardika – Arief yang maju melalui jalur perorangan itu mendapatkan simpati dan kepercayaan publik yang luar biasa di 4 kelurahan. Di Kelurahan Oro Oro Ombo, paslon ini memenangi 44,4 persen pilihan rakyat.
Demikian pula di Patihan (50%), Nambangan Kidul (50%), dan Kelurahan Sogaten, tingkat keterpilihan Mahardika – Arief mencapai 40,0 persen.Secara umum tingkat popularitas dan kesukaan masyarakat Kota Madiun kepada para paslon sudah berimbang.
Popularitas Calon Walikota Madiun Maidi berada di angka 98,2 persen, disusul Harryadin Mahardika 97,2 persen, dan Yusuf Rohana 91,4 persen. Adapun Calon Wakil Walikota Inda Raya (93,0%), Arief Rahman (64,8%), dan 61,4 persen untuk Bambang Wahyudi.
Sedangkan tingkat kesukaan (likeabilitas) Cawali, Maidi memperoleh 97,8 persen, Harryadin Mahardika 96 persen, dan Yusuf Rohana 90,2 persen. Sedangkan untuk Cawawali, masing-masing memperoleh: Inda Raya (91,8%), Arief Rahman (63,8%), dan Bambang Wahyudi 59,2 persen.
Paslon Maidi – Inda Raya memang masih dipersepsikan sebagai bagian dari pemerintahan lama. Maidi merupakan mantan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan serta mantan Sekkota Madiun serta lebih dari 10 persen responden menduga Maidi memiliki keterlibatan dalam kasus korupsi di Kota Madiun.
Sedangkan Inda Raya merupakan putri Djatmiko Raya alias Kokok Raya, mantan Walikota Madiun yang juga pernah tersandung kasus korupsi ketika menjabat Ketua DPRD Kota Madiun.
Kampanye Madiun Mahardika
Dukungan kepada Mahardika – Arief tampak dari kampanye akbar yang diadakan pada Sabtu (12/5/2018). Suasa lapangan Gulun, Kota Madiun, kembali semarak. Tidak kurang dari 8000 warga, simpatisan, dan relawan Mahardika – Arief memadati lapangan olah raga itu.
Kampanye akbar paslon walikota dan wakil walikota muda itu, dibungkus apik dengan tajuk Festival Demokrasi. Bazar sembako murah, pembagian 5000 kaos dengan bayar suka-suka, serta sajian musik dangdut menjadikan event ini sangat ramai didatangi warga.
“Kami bersyukur, meski informasi ke masyarakat hanya melalui media sosial, antusiasme warga sangat luar biasa. Yang hadir di luar perkiraan kami,” ujar Beta, salah satu panitia Festival Demokrasi itu.
Adapun Cawali Harryadin Mahardika dalam orasinya menekankan program Proliman yang mengalokasikan Rp100 juta per RT dan Rp200 juta per RW tiap tahun merupakan program pro rakyat kecil.
“Program yang belum pernah ada di Madiun ini kita pastikan akan menguubah wajah dan model pembangunan di Kota Madiun,” kata Mahardika meyakinkan. Proliman (Program Lingkungan Mandiri) ini akan memastikan adanya anggaran tiap tahun bagi RT dan RW yang digunakan sesuai kebutuhan masyarakat.
“Jadi tidak akan ada lagi wilayah di kota Madiun yang tidak tersentuh pembangunan, baik fisik, infrastruktur, pemberdayaan ekonomi maupun sosial,” tegas doktor sekaligus pakar kebijakan publik Universitas Indonesia ini.
Cawawali Arief Rahman mengatakan bahwa kampanye akbar kali ini berlangsung lancar serta cuaca yang mendukung langit diselimuti mendung. Menurutnya, warga Kota Madiun tampak bersemangat menginginkan adanya perubahan yang lebih baik.
“Alhamdulillah acaranya berlangsung lancar Mas, cuacanya juga mendukung dan warga kota Madiun kelihatannya antusias ingin ada perubahan dan pemimpin baru,” jelasnya kepada Pepnews.com saat ditemui di Surabaya.
Usai acara, tampak para relawan paslon Mahardika – Arief dengan cepat membersihkan sampah dengan memunguti menggunakan kantong plastik. Dalam waktu singkat, lapangan olah raga Gulun kembali bersih.
“Kami ingin bersama rakyat Kota Madiun berani berubah. Bukan untuk mengubah yang sudah baik, tetapi meneruskan yang baik dan meninggalkan yang tidak baik,” lanjut doktor lulusan Monash University Australia itu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews