Baiklah, saya mau komentari soal apa yang 1-2 hari belakangan ini disebut tunggakan listrik Fadli Zon.
Pertama, ini adalah bentuk character assassination, pembunuhan kartakter, terhadap yang bersangkutan. Mengapa? Baca sampai tuntas!
Kedua: Saya heran, dari gambar yang saya lihat di internet, pengungkapan apa yang dituduh sebagai "tunggakan" itu sumbernya adalah "data elektronik" dari sistem database PLN. Apabila data tersebut published atas izin nama pelanggan yang tertera di situ, maka tidak ada masalah sama sekali. Apabila published-nya tanpa izin dari nama pelanggan, maka jelas ini merupakan pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) khususnya pasal 26 ayat 1.
Untuk itu, sebagaimana digariskan pada ayat 2 dari pasal tersebut, Fadli Zon dapat menggugat untuk kerugian yang dialami yang bersangkutan.
Yang ketiga. Melihat besaran daya pelanggan yang berada pada daya 7.700, membandingkan dengan jumlah tagihan yang sebesar 4,6 juta rupiah, maka ada 2 kemungkinan:
A. Jumlah tersebut adalah pemakaian normal untuk setidaknya 1-2 bulan tagihan pada kelas daya tersebut. Dalam istilah PLN, ini disebut tunggakan lancar.
B. Bisa jadi tunggakan tersebut adalah akumulasi dari "kekurangan bayar" selama sekian bulan bahkan tahunan, namun pada prinsipnya bukan atas kesalahan pelanggan. Apa maksudnya?
Begini, maaf, tidak selamanya pencatatan meteran listrik pasca-bayar berlangsung akurat. PLN mengandalkan petugas lapangan (biasanya, kalau tidak keseluruhan, PLN mempekerjakan pihak ketiga).
Ada yang sesuai prosedur, ada juga yang tidak. Yang tidak sesuai prosedur, ada yang "main tembak": karena sesuatu dan lain hal tidak melihat langsung posisi pemakaian KWh, namun mencatat angka penggunaan dengan menggunakan metode "kira kira".
Pada saat tertentu, PASTI, PLN akan menemukan selisih pemakaian energi listrik pada pelanggan tersebut. Apakah melalui mekanisme OPAL/Operasi Petir atau pada saat meteran pelanggan harus diganti karena sudah terhitung meteran uzur.
Pada umumnya pelanggan mengalami "kurang bayar" karena yang muncul di loket tagihan selama ini adalah angka tagihan yang lebih rendah dari pemakaian nyata. Kekurangan tagihan tersebut akan dibebankan kepada pelanggan dan akan tampak "kebesaran"nya.
Yang keempat. Jika kemunculan dan publishing data tunggakan ini bukan dari dan atas inisiatif pelanggan sendiri, maka jelas lepasnya informasi elektronik ini ke publik adalah sebuah tindakan kesengajaan yang diawali "niat" untuk menjahati Fadli Zon. Mengapa?
Dari gambar yang beredar di internet saya melihat pesan peringatan (pop-up message) yang muncul adalah mengenai tidak bisanya pelanggan melanjutkan upaya mutasi perubahan daya akibat adanya tunggakan. Apa maksudnya?
Maksudnya adalah ada upaya secara sengaja untuk masuk ke informasi atau transaksi elektronik untuk pelanggan bernama Fadli Zon. Caranya adalah memanfaatkan mekanisme (seakan-akan hendak) menambah atau mengurangi daya listrik pelanggan.
Demikian.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews